Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money

Solusi Melepas Subsidi LPG, Tenang Tapi Pasti

19 September 2014   07:22 Diperbarui: 23 Januari 2020   11:46 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka kemasan LPG (butana dan Propana) Aniol gasol, Swedia. Sumber : niolgasol.se

Pemerintah telah memprediksi seluruh dampak, gejolak dan protes yang berpotensi menimbulkan gejolak dalam masyarakat karena mekanisme dan prosesnya memang telah melalui tahapan yang amat panjang.

Mekanisme kenaikan harga BBM termasuk LPG dirancang sedemikian rupa agar  menyentuh "alam bawah sadar" masyarakat melalui :

  1. Program konversi BBM ke Gas (LPG) digalakkan secara terstruktur, masif dan sistemtis (TSM) sejak 2 tahun terakhir.
  2. Memberi penyuluhan dan informasi yang merakyat dan fakta-fakta. Sosialisasi merkyat dapat dilihat di sini. Sementara itu, melalui fakta, Pertamina mempunyai pandangan realistis, terus merugi sejak 2008 sebelum kenaikan pada 10/9/2014 lalu. Harga elpiji tidak pernah dinaikkan sejak Oktober 2009. 
  3. Mencabut kembali kenaikan 1 Januari 2014 dan mengembalikan pada harga tetap untuk seluruh jenis LPG pada 7 Januari 2014
  4. Berkembangnya opini pro dan kontra akan membuat masyarakat terkondisi dengan sendirinya sehingga seara psikologis tidak merasa dikagetkan
  5. Munculnya polemik dalam kepemimpinan nasional (SBY atau Jokowidodo) tentang siapa yang paling tepat menaikkan harga BBM termasuk LPG secara tidak langsung membuat masyarakat tidak terkejut dengan kondisi kelangkaan LPG dan BBM serta kenaikan harganya.

Mekanisme seperti di atas telah berjalan seara terstruktur, sistematis dan massif (TSM). Dalam berbagai pendapat pejabat Pertamina dan Pemerintah telah memprediksi dampak kenaikannya akan menimbulkan goncangan meski sesaat atau sebulan saja akibat migrasi massal pengguna tabung 12 Kg ke tabung masih subsidi 3 Kg.

Dalam pandangan pemerintah dan Pertamanina, nantinya pengguna tabung 12 Kg tidak merasa efektif menggunakan tabung 3 Kg,  cepat atau lambat migrasi atau eksodus massal pengguna tabung 3 Kg "kagetan"" akan kembali  lagi dengan sendirinya ke tabung 12 Kg meski harganya telah Non Subsidi.

Solusi Melepas Subsidi LPG, Tenang tapi Pasti

Meski sampai saat ini dampak kenakan harga BBM dan LPG 12 Kg TIDAK terjadi tak salah mempersiapkan antisipasi lebih mendalam. Apa jadinya jika analisa atau assumsi pemerintah di atas ternyata meleset. Misalnya, dampak kenaikan BBM termasuk LPG ternyata menimbulkan kekacauan ekonomi dalam masyarakat dan berdampak pada aneka dimensi ekonomi makro  negara?


Kata peribahasa, "Pintar-pintarlah meniti buih agar selamat badan ke seberang." Tak salah PERTAMINA dan Pemerintah mengadopsi pepatah lama itu. Bagaimana melepas pelan-pelan Subsidi pada BBM dan Gas LPG namun mampu membuat Pertamina menipis keugiannya dan di sisi lain pendapatan negara dari sektor Migas juga meningkat.

Tabung Non PSO 9 Kg atau 6 kg salah satu mediator pemberi solusi

Tabung kemasan LPG tidak musti harus 3 Kg, 12 Kg dan 50 Kg. Seperti di negara lainnya tabung LPG tentu dapat diperkecil atau diperbesar kemasannya. Untuk efisiensi dalam kaitan ketersediaan stok LPG dan mengeliminir konsumsi gas partai besar, tak salah Pertamina menyediakan kemasan 9 Kg, atau 6 Kg di luar kemasan yang sudah ada selama ini.

Aneka kemasan LPG dapat ditemui di berbagai negara sehingga masyarakat di negara tersebut dapat leluasa memilih LPG sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Misalnya produksi Swedia, menyediakan LPG dari kemasan 1,25 Kg sampai 100 Kg, seperti terlihat pada gambar di atas pada tulisan ini.

Kemasan 11 Kg ada di Filipina, buatan Brenton International Venture Manufacring Corpration.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun