Pernah nggak sih kalian kepikiran, kok bisa ya dari anak muda sampai orang tua, semuanya kelihatan nyaman banget pakai baju dari brand Uniqlo? Ternyata, bukan cuma karena desainnya yang simpel dan clean aja nih, tapi juga karena Uniqlo bener-bener ngerti gimana caranya memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam, dari segi fungsi sampai gaya hidup.
Yuk, kita kulik bareng-bareng kenapa Uniqlo bisa jadi brand favorit banyak orang!
Menariknya, Uniqlo nggak cuma jualan satu tipe baju buat semua orang. Mereka benar-benar nyediain produk yang cocok buat tiap kebutuhan.
Contohnya, ada seri AIRism yang bahannya ringan, adem, dan gampang kering, jadi cocok banget buat cuaca panas dan lembap kayak di Indonesia. Jadi, nyaman banget dipakai sehari-hari. Terus ada juga seri Ultra Light Down, jaket super ringan tapi tetap anget. Cocok buat yang sering ke tempat dingin nih, ini penyelamat banget. Tapi dipakai di kota juga tetap keren buat gaya santai. Kalau kita lihat, Uniqlo nggak cuma fokus bikin desain yang keren aja. Mereka beneran memahami apa yang dibutuhin konsumennya --- baik dari sisi fungsi, kenyamanan, sampai gaya hidup.
Dari fenomena ini, kita bisa belajar: keberhasilan sebuah brand itu datang dari kombinasi antara produk yang relevan dan pemahaman yang dalam soal kebutuhan konsumen.
Bukan cuma asal jualan, tapi benar-benar hadir di kehidupan sehari-hari banyak orang.
Memahami Kebutuhan Konsumen Beragam
Halo lagi Marketers! Kali ini mari bahas dunia pemasaran, yang dimana dalam dunia pemasaran itu penting untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dari berbagai segmen sebagaimana hal tersebut adalah kunci utama keberhasilan sebuah brand. Menurut Solomon (2019), marketer yang ingin sukses tentu harus mampu mengidentifikasi dan melayani berbagai segmen konsumen yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan preferensi yang berbeda-beda. Tidak semua konsumen itu menginginkan hal yang sama, sehingga strategi pemasaran juga harus disesuaikan dengan segmen yang berbeda agar lebih efektif dan tepat sasaran.
Teori Pendukung 1 : Segmentasi Pasar dan Psikografis
Pada Teori pendukung yang pertama, kita akan ngebahas segmentasi pasar dan Psikografis nih Marketers!
Yang sebagaimana dijelaskan dalam buku milik Solomon, dijelaskan bahwa segmentasi pasar itu aspek yang penting loh dalam Consumer Behavior, konsumen ini bisa kita bagi berdasarkan berbagai macam dimensi nih!, ada unsur demografi (usia, jenis kelamin), dan prsikografis (karateristik psikologis dan gaya hidup). Psikografis ini membantu apa sih? Sebenarnya Psikografis dapat membantu Marketers untuk memahami motivasi, nilai, dan preferensi yang dimiliki oleh pelanggan secara lebih spesifik dibandingkan dengan demografis. Nah, setelah melakukan pendekatan ini, Marketers tentu dapat menargetkan produk atau layanan secara lebih tepat ke kelompok konsumen yang lebih spesifik, hasilnya apa? Hasilnya produk yang ditawarkan lebih relevan dan memnuhi setiap segmen.
Teori Pendukung 2 : Perspektif Positivis dan Interpretivis dalam Studi Perilaku Konsumen
Untuk teori pendukung yang kedua, saya mau membahas Solomon yang membagikan pendekatan riset perilaku konsumen menjadi dua paradigma utama:
- Prespektif Positivis : Prespektif yang ini lebih menekankan objektivitas ilmu pengetahuan dan melihat konsumen yang ada sebagai pengambil Keputusan yang bersifat rasional. Nah untuk Marketers, pendekatan ini fokus kepada data yang bersifat dapat diukur dan dianalisis secara ilmiah, untuk apa? Tentunya untuk memahami perilaku konsumen.
- Prespektif Interpretivis (atau Consumer Culture Theory -- CCT) : Nah, kalau prespektif yang ini lebih menekankan kepada makna subjektif dan pengalaman individual yang dimiliki oleh konsumen. Pendekatan ini lebih menekankan bahwa perilaku konsumen itu dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya, serta ditegaskan lagi nih Marketers!, bahwa makna produk dan merek bersifat personal dan beragam.