Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Aneh, Daging Sapi Nasional Bisa Diatur Australia

13 September 2015   09:02 Diperbarui: 13 September 2015   09:44 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Lucu ya, negara sebesar ini (Indonesia) bisa didikte oleh Australia dan New Zealand khusus soal kebutuhan daging sapi. Apa hebatnya Australia dan New Zealand, ya hebat dong, mereka mampu membangun industri daging sapi termasuk susu yang potensial didunia. Sebentar lagi mereka akan bisa mengekspor Kerbau ke seluruh dunia, dan mungkin juga nanti daging rusa. Sangat tidak masuk akal, Negara dan wilayah Indonesia yang diberi Allah SWT dengan kelengkapan alam yang tiada tara, rumput aneka jenis sebagai pakan utama sapi, lahan dibeberapa pulau yang cukup luas berpadang rumput, tapi kenyataannya sangat tergantung kebutuhan daging sapinya hanya kepada Australia dan New Zealand. Pasti ada yang sangat salah di Negara Indonesia ini. Menurut penulis, yang sangat salah adalah para oknum Pemerintahan yang lebih mementingkan rente haram dari para mafia pengimpor sapi dan daging sapi selama ini. Adanya kehadiran Menteri Pertanian dan adanya Dirjen Peternakan yang dibiayai oleh APBN dari uang rakyat, ternyata para pemegang keputusan lebih bernafsu untuk melakukan berbagai proyek yang hanya berjangka pendek dan hanya berorientasi pada pendekatan perolehan komisi haram bagi para oknum pemerintah (mungkin prinsipnya mumpung lagi berkuasa).

Apa susahnya membuat industri peternakan sapi yang handal didunia bagi wilayah Indonesia ? Alamnya sangat mendukung, wilayahnya atau geografisnya sangat strategis diantara banyak Negara dunia. Hanya tinggal kemauan, komitmen yang sangat tinggi untuk mensejahterakan petani peternak dengan manajemen yang terbuka dan baik, penulis yakin seyakinnya Indonesia dalam waktu cepat akan menjadi Negara penyedia dan pemasok protein dunia. Kita tidak butuh perusahaan Feedlodter yang berisi pedet impor, kita tidak butuh perusahaan importer daging sapi, kita hanya butuh para pejabat Pemerintah yang ingin memandirikan Indonesia serta mau kerja keras untuk memakmurkan seluruh rakyat Indonesia dalam bidang pertanian dan peternakan. Untuk apa Universitas Peternakan, kalau para sarjana kita hanya bisa bekerja pada perusahaan Kapitalis. Mengapa kita tidak bisa membangun industri peternakan berbasis KOPERASI RAKYAT yang modern ? Penulis yakin kita bisa dan itu sangat sederhana.

Kita perhatikan bagaimana para kacung dagang bangsa Australia sering mendatangi Dirjen Peternakan untuk tetap mempengaruhi para oknum pejabat disitu agar PMK agar bisa tetap diberlakukan kepada Brazil, India dan Negara lainnya selain Australia dan New Zealand. Sehingga akibatnya Indonesia harus mau tidak mau mengimpor daging, pedet, sapi setengah besar hanya dari Australia dan New Zealand. Belum lagi para pengimpor atau para feedlodter adalah merupakan jaringan mafia dagang sapi dari Australia.

Dengan berlakunya UU No.18 Tahun 2009, tidakkah BULOG bisa menjadi dasar pengabaian karena ada pasal-pasal yang mendukung dibolehkannya sebuah perusahaan impor sapi atau perusahaan PMA menguasai sendiri dari bibit, pakan, pemasaran sampai pemotongan dan pengolahan yang berakibat harga daging di konsumen bisa sangat mahal, karena para perusahaan besar para feedlodter atau PMA memiliki timbunan penguasaan daging yang sangat besar, sehingga mereka para pemilik timbunan daging (masih hidup + daging dlm cold storage) pasti menjadi BINATANG BUAS EKONOMI untuk memeras para konsumen. Dengan berlakunya UU No.18 tahun 2009 inilah semua daging di Indonesia menjadi sangat mahal harganya. Apakah para guru besar universsitas peternakan tidak mempertimbangkan tentang UU No.18/2009 yang sangat LIBERAL ini ? Serta telah menghancurkan usaha peternakan rakyat disemua daerah Indonesia ?

Kalau BULOG kembali diberdayakan, maka UU No.18/2009 harus diberangus dan dihapus karena kami perhatikan, pada saat UU itu masih RUU, sangat banyak para Guru Besar Universitas Peternakan yang menjadi PELACUR INTELEKTUAL yang mendukung RUU tersebut dan mengatakan UU No.6/1967 sudah tidak relevan lagi termasuk mantan Mentan RI (Anton Apriyantono) dan jajarannya saat itu. Yaa tidak relevan bagi perusahaan besar KAPITALISTIK, tapi bagi seluruh rakyat UU No.6/1967 sangat relevan, mengapa UU ini tidak direvisi saja ? Ada apa dengan para Ilmuwan Peternakan di Indonesia ? Gemarkah mereka menjadi para pelacur ? Belum lagi kalau kita perhatikan TIM 11 yang terdiri dari guru besar PT IPB termasuk salah satunya Dirjen yang sekarang ini si-Muladno itu. TIM inilah yang ditunjuk untuk menggolkan RUU Peternakan dan Kesehatan Hewan saat itu tentu mereka dibayar oleh Kapitalis yang berkepentingan. Menyesalkah anda semua mendukung kelahiran UU sesat yang telah merugikan seluruh rakyat Indonesia dan pro Liberalisasi yaitu UU No.18 Tahun 2009 itu ?

Saya sangat setuju BULOG di berdayakan sebagai Badan Urusan Logistik Nasional yang berperan utama dalam mengatur kebutuhan daging Nasional (Daging sapi + Daging Unggas juga) lalu BULOG bisa mengatur para PMA atau perusahaan besar atau para Feedlodter. Tapi maukah mereka diatur oleh BULOG ? Dimana selama ini PMA dan Feedlodter mengatur kebutuhan daging Nasional ber kolaborasi dengan para oknum pejabat pemerintah ? Makanya harga daging Nasional menjadi sangat mahal. Dimanakah HUKUM bersembunyi ? Hehehehe....... kalau begini selanjutnya, maka akan hancurlah Negara Indonesia ini. Kekeritisan para intelektual di Perguruan Tinggi Peternakan selama ini sangat lemah sepertinya mereka dipasung dengan kekuatan uang para perusahaan Kapitalis di Indonesia. Jangankan daging sapi, ikan dilautpun yang hanya tinggal diambil, pemerintah tidak memihak kepada rakyatnya sendiri untuk menggali kekayaan laut bagi kesejahteraan seluruh nelayan dan rakyat Indonesia. Yang mengambil ikan dilaut Indonesia adalah para kapitalis asing atau kapitalis keturunan asing. Menyedihkan pola pikir para pejabat kita selama ini. Kemana pengertiannya terhadap ajakan sang pejuang Indonesia terhadap “pengisian kemerdekaan Indonesia”? (Abah Pitung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun