Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lambang2 Penting untuk Anda Ketahui

3 Juni 2013   21:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibalik Pemberian World Statesman Award dari organisasi ACF kepada SBY di Garden Foyer, Hotel The Pierre, New York, Amerika Serikat pada hari Kamis waktu setempat tanggal 30/5/2013 pagi, dan sebelumnya menerima penghargaan Knight Grand Cross (Kesatria Salib Agung) yang diberikan Ratu Elizabeth II adalah :

  1. Yang menyerahkan World Statesman Award, Presiden ACF (Appeal of Conscience Foundation) Rabbi Arthur Schneier didampingi oleh Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger (perhatikan gambar). Mereka berdua berada pada level World Population Control pada Monarch Illuminati (perhatikan gambar Illuminati). Artinya ACF tidak mau tau berhasil atau tidaknya SBY di Indonesia tentang berbagai kasus intoleransi. Penyerahan ini hanya didasari dengan upaya sesaat walaupun tidak tuntas untuk menggalang toleransi beragama dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Ini merupakan standar ganda dari ACF,
  2. Tanda terima kasih kepada SBY untuk tidak mengutak-utik dan mempermasalahkan kontrak karya antara PT. Freeport Indonesia Mc.Moran dengan pihak Indonesia. Bahkan berharap perpanjangan kontrak karya yang telah diajukan tahun ini dari periode masih berakhirnya tahun 2021 ditambah menjadi 20 tahun lagi yaitu sampai tahun 2041 agar bisa disetujui lagi oleh pemerintah Indonesia melalui SBY,
  3. Tanda terima kasih kepada SBY yang telah sukses untuk memberikan peluang seluas-luasnya kepada banyak investasi AS dan Inggris di Indonesia,
  4. Pemberian penghargaan kepada SBY pada masa terkahir jabatan ke-presidenan RI karena telah setia dan telah sesuai dengan schenario politik ekonomi AS untuk Indonesia,
  5. Tanda terima kasih kepada SBY yang sudah memberikan keuntungan finansial cukup besar berinvestasi di Indonesia bagi para pengusaha AS dan Inggris sebagai anggota dalam Illuminati. (Abah Pitung)

[caption id="attachment_257868" align="aligncenter" width="552" caption="Gambar utama diambil dari Kompas.com"][/caption]

13702741941388021170
13702741941388021170
Semoga apa yang saya tampilkan ini menjadi bahan perenungan bagi kita semua terutama kepada para pemimpin di Republik Indonesia ini, sadarlah kondisi hutang negara yang cukup besar (Rp. 2.000 Triliun) membuat posisi tawar NKRI selalu lemah dengan pihak luar negeri. Jika kita menjadi pemimpin di NKRI ini janganlah hanya menjadi alat permainan pihak asing. (Abah Pitung) Karena beberapa Gambar yang berkaitan dengan tulisan dihapus oleh Admin, maka kami menyampaikan : Koreksi untuk Kompas.com pada

http://nasional.kompas.com/read/2013/06/01/14334222/Akui.Ada.Intoleransi..JK.Setuju.SBY.Terima.Penghargaan

[caption id="attachment_257876" align="aligncenter" width="594" caption="Perhatikan pada tulisan Keterangan Gambar"]

1370272356912045270
1370272356912045270
[/caption] Sebenarnya  : Yang menyerahkan  World Statesman Award adalah Presiden ACF (Appeal of Conscience Foundation) Rabbi Arthur Schneier didampingi oleh Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun