Mohon tunggu...
Purnama Syaepurohman
Purnama Syaepurohman Mohon Tunggu... Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, Sustainability provocateur, open mind, Edukasi, Literasi Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Robohnya Pesantren Kami

1 Oktober 2025   20:23 Diperbarui: 1 Oktober 2025   20:23 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pembangunan gedung yang baik, harus memiliki prosedur operasional baku yang dipatuhi bersama oleh semua pihak yang terlibat. Menggandeng berbagai pihak yang berkepentingan. Menyatukan visi demi terbangunnya gedung yang baik, tanpa ada keluhan dari pemakainya di kemudian hari. Dikawal dengan penuh integritas. Jangan sampai besar pasak daripada tiang, memperbanyak biaya biaya non teknis, daripada biaya teknis operasional yang diperlukan untuk membangun.

Pembangunan gedung dan infrastruktur di Belanda, menggunakan ilmu. Menggunakan dana hasil imperialisme kolonialisme, sehingga bisa terjadi, sebuah negara yang ada di bawah permukaan laut. Sisa kolonialisme di Cimahi dan Kota Bandung, adalah gedung-gedung tua yang kokoh, sebagian dialihfungsikan, sebagian masih seperti bentuk awal.

Kongkalikong bisa terjadi pada bahan bangunan yang dibeli dan dipakai. Penurunan kualitas bahan, berkontribusi terhadap mutu bangunan. Pekerja profesional diperlukan, dengan menggunakan teknologi yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

Ahli bangunan nasional juga tidak kalah berkualitas. Semisal ada penemu "cakar ayam", penemu jalan tol atas yang tanpa tiang, walaupun panjang. Inovasi bangsa Indonesia juga bukan kalengan. Namun secara umum di masyarakat, perlu ada pengawasan yang tajam, oleh berbagai pihak, sehingga bencana bisa terhindarkan.

Masyarakat maju akan berfikir rasional, dan mengesampingkan di luar nalar. Umat Islam akan maju, jika mereka berilmu dan mengamalkannya, serta berada di lingkungan yang benar-benar mengutamakan praktik beragama yang tidak tekstual. Menghafal bukan yang utama, untuk berkemajuan. Umat Islam harus mencerna Sunnah dan Kitab Suci, dan menerapkan dalam perbuatan, sikap, dan sistem nilai.

Penanggung jawab kegiatan pembangunan harus bertanggungjawab. Walaupun mayoritas bisa menerima musibah ini sebagai takdir dan memaafkan. Efek jera harus muncul di kalangan elit agama, agar tidak sembarangan melakukan pembangunan dengan tidak dengan perhitungan yang baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun