Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Membuat Dosa Secara Tak Sengaja

25 Mei 2019   11:14 Diperbarui: 25 Mei 2019   11:21 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadan ini adalah waktunya untuk pencucian diri. Mengurangi rasa kenyang, dan memperbanyak dahaga dan haus. Mengubah pola hidup menjadi lebih relijius. Antara lain dengan meperbanyak membaca dan mentadarrus-kan isi Al Qur'an. 

Memperbanyak sholat berjamaah di Masjid, serta melaksanakan sholat Tarawih. Tentu saja dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak bermanfaat.

Kenyataannya godaan berpuasa saat ini lebih banyak. Kalau sekedar menahan lapar dan haus, mungkin tidak terlalu susah. Kerja di tempat yang teduh, dan ada pendingin udara ruangan. Justru yang berat adalah pergaulan, dan ini malah pergaulan yang tidak kasat mata. 

Berada dalam grup media sosial. Bara dari pemilihan pemimpin negara masih ada. Kenyataan ini memperuncing perdebatan dan membuka perbedaan konfrontatif antara dua kubu. Pendukung 02 dan pendukung 01. Kenyataannya banyak yang keluar dari grup pertemanan. Alasannya adalah keruncingan perbedaan visi antara pendukung 01 dan 02. 

Sudah membawa-bawa istilah agama serta kondisi pasca keduniawian. Beberapa grup yang sejak awal memang menghindari perdebatan hal itu. Masih terselamatkan. Karena anggotanya menyadari ada perbedaan dan saling menghargai. 

Tetapi grup yang lebih fleksibel, dengan tema diskusi yang luas, malah menjadi ajang permusuhan yang frontal. Membuat kondisi tidak nyaman. Seakan-akan suatu kelompok memiliki kebenaran, maka keompok lain pasti pemilik ketidakbenaran. 

Maka karena aku berpuasa, innii shooim, diupayakan untuk menata hati menjadi lebih baik. Solusinya adalah tidak mengikuti konten tersebut secara serius. "Clear chat" adalah solusi dalam menata hati. Karena apa yang dituduhkan mereka hanyalah nafsu belaka. Dengan kadar kebenaran yang masih wallahu a'lam bishowab. Sungguh Allah Lebih Tahu dengan Kebenaran.  

Karena terlalu membela kepada pilihan politiknya, maka kita menjadi memusihi orang-orang yang tidak seide. Padahal orang-orang tersebut adalah teman-teman lama, yang sudah berteman belasan bahkan puiluhan tahun. Dipertemukan dengan jasa media sosial. Namun akhirnya berpisah, hanya karena visi politik yang berbeda. 

Kedewasaan berdemokrasi diuji. dipertanyakanlah hakikat pertemanan selama ini. Berteman yang bagus, menurut happi wednesday-nya azrul ananda, ada pada kemampuan untuk menoleransi. Dan ini bukan pekerjaan mudah.

Di masa ini, seseorang yang sudah memiliki titel akademik tertinggi merendahkan kapasitas diri yang dimilikinya, dengan meneruskan pesan-pesan penuh kebohongan.  

Konflik horisontal bisa terjadi hanya karena pena perbedaan. Kalau grupnya lebih dewasa, maka semuanya hanya akan berhenti di grup. Baik sebagai joke, satir, dan bahan stand up comedy. Maka maaf kawan-kawan, jika tidak terlalu serius, maka saya akan cepat mati. Kalau ada pertentangan 01 dan 02, akan cepat saya hapus. Karena takut komentar-komentar saya akan membuat dosa secara tidak sengaja. Menyakitkan bagi orang lain.

Mari perbaiki diri baru memperbaiki orang lain. Karena belum tentu kita ini baik, kok berani-beraninya menyalah-nyalahkan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun