Mohon tunggu...
AANG JUMPUTRA
AANG JUMPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Admin Social Media
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyajikan konten yang cerdas, terupdate, dan terlengkap

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mencari dan Memutuskan

26 April 2020   18:22 Diperbarui: 26 April 2020   18:14 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukiman Tarunasayoga (JC Tukiman Taruna)Pengampu MK Community Development Planning

            Strategi jitu yang diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia menghadapi pandemi COVID 19 saya rumuskan dengan ungkapan "Mencari dan Memutuskan/ MdM." Ada dua alasan mengapa saya sebut jitu: pertama strategi MdM ini murni (genuine) karena tidak meniru apalagi (maaf) mencuri strategi negara lain; kedua, strategi MdM ini pendekatannya community development (CD)  banget, dan justru di sinilah keunggulan strategi MdM ini.

            Harus diakui memang, dua alasan atas strategi jitu di atas diterpa angin kuat sangat kencang oleh mereka yang tidak sabar terhadap proses (TSTP), sampai sejumlah orang (pihak) marah-marah dengan menuduh betapa penanganan wabah ini lamban, tidak siap, tidak keruan juntrungnya, tidak punya konsep, tidak seperti negara lain, miskin koordinasi, dan lain-lain komentar yang betul-betul bisa ngabangke kuping/Jawa (bikin telinga merah). Tetapi, memang begitulah orang-orang TSTP itu, sok kaya yak-yak-a/Jawa (seolah-olah siap dan oke), padahal ketika di-yak-i tenan luput! Ketika masih sering bermain volley ball dulu, kami sangat hafal pemain siapa yang ketika di lapangan selalu minta diumpan (biasa, pasti sambil teriak-teriak), namun begitu diberi umpan bener, luput, lalu cari-cari pembenaran diri seraya cengingas-cengingis. Hal yang sama sangat bisa terjadi pada orang-orang TSTP terkait penanganan wabah corona ini, sebut misalnya dia/mereka yang komentar "lemah koordinasinya,"  lalu ditanya balik: Tolong kami dikasih resep, koordinasi yang kuat itu bagaimana; pasti dia/merekalah sekarang ini yang benar-benar plonga-plongo, bukan planga-plongo sebagaimana sering SALAH mereka ucapkan itu.

            Di bawah komando Pemerintah, strategi mencari memang sangat kuat diterapkan. Apa yang dicari? Semuanya dicari secara cermat-cepat-dan seakurat mungkin, dan barulah kemudian diambil keputusan. Betapa kuatnya desakan untuk melakukan lockdown misalnya, tetapi pemerintah mencari serta mencari, dan ditemukanlah formula bercorak CD, yakni PSBB untuk wilayah tertentu, dan formula-formula lain seperti Jogo Tonggo (Jawa Tengah). Ada juga PKM (pembatasan kegiatan masyarakat) oleh kota Semarang, dan Desa mawa cara, negara mawa tata/Jawa, -lain lubuk lain ikannya- . betul-betul terjadi dan dihormati, bahkan difasilitasi di negeri ini. Inilah prinsip utama CD, yakni masyarakat itu tidak ada yang sama, maka kebijakan (apa pun) yang menyamaratakan untuk semua dan seluruh masyarakat di seluruh bumi Nusantara ini, pasti langkah awal yang akan  "membunuh" masyrakat itu secara perlahan.

            Dalam proses mencari, memang mengesankan lamban, tidak segera bergerak dll, karena dalam proses mencari harus betul banyak hal dipertimbangkan supaya keputusan (baca eksekusi) yang dilaksanakan jelas targetnya, cermat waktunya, terukur hasilnya, dst. MdM, mencari dan (baru) memutuskan; sedang bagi orang-orang TSTP mungkin terbalik, yang terpenting putuskan dulu, baru cari-cari entah formulanya, entah dukungan dananya, infrastrukturnya, dll. "Hayo, tidak usah plonga-plongo kamu!"

 

            Tahapan CD itu mencakup proses, metode, program, dan gerakan; dan kalau harus dipersentase,  tahapan proses dan metode membutuhkan sekurangnya 60 persen dari alokasi waktu yang ada, sementara 40 persen lainnya untuk program dan gerakan (masyarakat). Artinya, dalam merancang program atau gerakan masyarakat dalam bentuk apa pun dan dalam kondisi seperti bagaimana pun, tahapan proses dan penentuan metode betul-betul butuh waktu panjang, karena saat itulah tahapan mencari. Percayalah, hai kaum TSTP, yang namanya program dan gerakan itu bisa sangat cepat eksekusinya jika tahapan proses dan metode benar-benar matang dan baik. Sebaliknya, hasilnya (eksekusinya) akan sangat mengecewakan jika proses dan metode tidak matang, apalagi dicari-cari sambil jalan.

            Bravo MdM!!     

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun