Mohon tunggu...
Bonifasius Aan
Bonifasius Aan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Massa di Masa Depan

9 Februari 2018   23:29 Diperbarui: 12 Februari 2018   08:16 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEDIA ZAMAN NOW

Berbicara mengenai media masa kini, tidak lepas dari bagaimana cara kita melihat pergerakan media zaman sekarang. Beragam fenomena unik dan kontradiktif menghiasi panggung media dalam negeri baik yang berbasis jurnalistik, maupun yang berisi hiburan semata. Terdapat perbedaan yang sangat menarik ketika memahami media zaman nowtidak hanya dari apa yang tampak di permukaan saja. Misalnya kita berbicara mengenai gaya pemberitaan media jurnalistik dalam negeri dan game baik online maupun offline yang seolah kehadirannya dalam kehidupan sosial masyarakat baik-baik saja.

  • Media Jurnalistik Zaman Now

Konten media jurnalistik zaman now terlihat khawatir dengan kecepatan informasi tersebar di kalangan masyarakat. Dalam teori komunikasi yang berbicara mengenai agenda setting, media dilihat mampu membentuk persepsi dalam diri khalayak yang menjadi konsumen utama media tersebut. Kenyataan dalam dunia media zaman ini yang menunjukkan derasnya arus informasi yang tersebar di kalangan masyarakat tanpa melalui proses layaknya media jurnalistik, memaksa para pekerja media jurnalistik saat ini untuk bekerja lebih keras lagi. Berikut merupakan kutipan dari tulisan Wisnu Prasetya Utomo di kolom website REMOTIVI mengenai fenomena media jurnalistik zaman ini:

"Belakangan, istilah Jurnalisme Perlahan semakin populer di tengah serba cepatnya media online mengalirkan arus informasi. Sebagaimana dituturkan oleh Susan Goldberg, Pemimpin Redaksi Majalah National Geographic, kalau berita-berita media online yang serba cepat adalah tentang informasi, Jurnalisme Perlahan adalah ihwal pencarian makna sebuah peristiwa. Serba cepatnya informasi juga membuat kualitas jurnalisme mengalami penurunan. Merespon kondisi demikian, pada 2010 di Jerman muncul Slow Media Institute yang didirikan oleh sejumlah aktivis, akademisi, dan penerbit. Salah satu isi manifestonya adalah memperjuangkan kualitas jurnalisme."

Bentuk perjuangan yang demikian merupakan suatu kebijakan yang sangat baik dalam memperjuangkan nilai dan etika jurnalistik dalam negeri. Akan tetapi, media dalam negeri saat ini cenderung tenggelam dalam arus isu media online yang lebih dulu menyebarkan informasi dengan nada kontennya yang cenderung tidak berimbang. Contoh sederhana dapat diamati dari sejumlah konten media yang membahas mengenai konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina. 

Media jurnalistik dalam negeri sepertinya terlalu khawatir ketika informasi yang mereka sampaikan kepada khalayak justru tidak lagi diminati khalayak, dari pada menyajikan informasi yang berimbang dan lebih kredible. Media jurnalistik saat ini justru memiliki kebiasaan unik, yaitu mengutip suatu informasi yang viral di media sosial, dari pada mematangkan suatu konten berita yang mungkin dapat membentuk persepsi yang salah dalam diri masyarakat. Merujuk pada contoh pemberitaan konflik di Timur Tengah pada media dalam negeri, pendapat sebelumnya dapat disampaikan berdasarkan beragam informasi yang terangkum dalam video karya REMOTIVI berikut.

Dari video tersebut, media jurnalistik dalam negeri terkesan memiliki keberpihakan. Dengan kata lain, isu yang beredar dengan cepatnya di kalangan masyarakat tanpa keseimbangan, seperti di angkat secara mentah oleh media jurnalistik tanpa proses yang lebih serius dalam menanggapinya. Suatu fenomena berbentuk tiga dimensi yang seharusnya dapat dilihat dari berbagai sudut, justru hanya tampil seperti sebuah gambara pada sebuah kerta kecil. 

Dengan demikian, bukanlah hal yang berlebihan ketika muncul anggapan media jurnalistik dalam negeri yang terseret arus informasi dari media sosial masyarakat, mengkerdilkan realitas. Sederhananya, media jurnalistik yang seharusnya menampilkan realitas justru menyebarkan konten yang seolah-olah realitas secara utuh.

  • Game Zaman Now

Sebagai salah satu dari produk industri hiburan, game baik online maupun offline menjadi salah satu produk yang laris di kalangan masyarakat terutama golongan umur menengah kebawah. Ketika  menonton beragam review mengenai kemuculan smartphone terbaru, game menjadi salah satu aspek yang menguji ketangguhan produk tersebut, baik dari segi daya listrik, grafik pada layar dan beragam hal lainnya.

Terdapat fenomena menarik yang muncul dari beragam game yang tersedia baik online maupun offline. Kemampuan game dalam menirukan realitas hingga pada hal yang sederhana layaknya kehidupan sehari-hari, merupakan wujud perkembangan teknologi yang luar biasa. Sebagai contoh misalnya game sniper yang menyediakan beragam fitur dalam game, seolah pemain sungguh-sungguh memegang alat tersebut. Mulai dari mengukur target, jenis alat yang digunakan, peluru yang digunakan, kondisi angin sekitar dan masih banyak fitur lain.

Kemampuan game tersebut dalam menyerupai realitas merupakan suatu hal yang menarik. Bukanlah suatu hal yang mustahil ketika seseorang dapat menggunakan alat tembak tersbut dalam dunia nyata dengan sangat baik apabila ia sering memainkan game dengan kemampuannya menyerupai realitas. Fenomena ini dapat menjadi hal yang positif sekaligus negatif pada diri pemain game tersebut. Tidak heran apabila kemudian terdapat warga negara yang tanpa latihan mampu mengoperasikan senjata dengan baik entah untuk keperluan yang positif maupun negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun