Mohon tunggu...
Isa Anshori
Isa Anshori Mohon Tunggu... -

Orang yg selalu mencari kesalahan diri

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Memandirikan Anak

1 April 2013   20:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:53 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita adalah pemenang!!!!! Kita adalah Juara!!! Mungkin sebutan itu tidak berlebihan dialamatkan kepada kita semua manusia yang telah hidup di muka bumi sehingga bisa merasakan nikmat dan indahnya dunia ini. Betapa tidak, kita semua adalah pemenang dari pergulatan puluhan juta spema dari ayah kita yang berusaha untuk masuk dalam sel telur ibu kita untuk melakukan pembuahan, dan kita yang mbrojol kedunia ini adalah sang juara yang telah berhasil memenangkan persaingan dengan saudara-saudara kita yang harus mati karena tidak berhasil mendekati sel telur ibu kita.

Setelah semua proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam bayi yang selama sekitar sembilan bulan tersebut, maka lahirlah jabang bayi tersebut ke dunia dalam keadaan lemah, tanpa pengetahuan dan selalu memerlukan bantuan. Hanya tangisan yang bisa dia lakukan untuk mengekspresikan semua perasaan dan keinginannya. Sedih menangis, ingin makan menangis, ingin minumpun juga dengan menangis. Kemudian Allah memberinya pendengaran, penglihatan dan juga hati untuk menjalani hidup yang akan dilaluinya.

Agar fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan semua yang telah diberikanoleh Allah tersebut bisa berkembang dengan baik dan maksimal, maka lingkungan harus memberinya stimulus (rangsangan). Piaget, seorang ahli perkembangan anak mengungkapkan tentang peranan interaksi anak dengan lingkungan dalam rangka mendukung tugas-tugas perkembangannya. Piaget menyatakan berhasil atau tidaknya seorang anak melewati sebuah tahap perkembangan akan berpengaruh pada tahap perkembangan berikutnya, dan salah satu yang sangat berperan dalam hal itu adalah lingkungan disekitarnya.

Salah satu yang menjadi tugas perkembangan seorang anak adalah kemandirian. Secara umum ada tahap kemandirian yang sudah selayaknya dimiliki anak dan memang si anak ingin melakukannya. Misalnya pada usia dua tahun seorang anak sudah mempunyai kemampuan untuk mengontrol otot tubuhnya. Anak mulai memakai sepatunya sendiri, makan sendiri, dan juga manyabuni diri sendiri. Seorang ibu jangan melihat dari hasil “pekerjaan” si anak tersebut, tetapi yang terpenting adalah penghargaan atas keinginan si anak untuk melakukan aktifitas tersebut.

Seorang anak akan tampak puas jika telah berhasil melakukan pekerjaannya tersebut dan ditambah lagi ketika mendapatkan pujian sebagai penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukannnya itu. Terkadang anak berfikir bahwa kemampuan mereka begitu besar, apa saja sudah bisa mereka lakukan. Oleh karena itu jangan segera mematahkan semangat mereka dengan menunjukkan keterbatasan yang sesungguhnya mereka miliki. Untuk tahap awal memang kita masih harus selalu mendampingi dan dan menyertai mereka, tapi selanjutnya kita tantang anak untuk mengerjakannya sendiri.

Semua kesempatan yang kita berikan kepada anak tersebut untuk menunjukkan bahwa dia mampu melakukan suatu hal akan membantu tumbuhnya rasa percaya diri pada anak. Kalau suatu saat dia gagal dan merasa kecewa, maka hal itu wajar sebagai proses pembelajaran sehingga dia bisa belajar dari kegagalannya itu. Melihat hal itu kita bisa memberikan semangat agar dia tidak bosan untuk mencobanya lagi. Tetapi jangan lupa kita harus selalu memilah mana pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan si anak.

Melihat semua proses memandirikan anak seperti yang tergambar di atas tersebut, tentunya bagi si ibu akan sangat bahagia jika si buah hatinya bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan waktunya dan menjadi manusia yang selalu bersyukur atas semua nikmat dan karunia yang diberikan olehNya…….

Salam sejahtera Untuk Kita Semua....

20:50_01/04/2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun