AlkisahAlkisah, ada seorang wanita cantik bernama Jamilah. Dia adalah sosok wanita idaman yang menjadi bunga desa di kampungnya. Wajahnya ayu, putih, dan bersih sekali. Terlihat pandai mengurus diri.
Senyum Jamilah membuat degup jantung setiap pria berdegup tak berirama. Tutur sapanya yang lembut dan sikapnya yang ramah, membuat ia jadi primadona.
Kebaikan hati Jamilah seakan tak pernah habis di makan usia. Setiap orang yang kesusahan selalu dibantu secara materi atau dengan tenaga.
Jamilah memiliki kekasih hati yang berada jauh di sebrang sana. Memang Jamilah ini tipe setia. Setiap pria yang datang kepadanya, dan ingin jadi kekasihnya, selalu ditolaknya secara halus. Termasuk Rian yang sebulan ini sangat memperhatikannya.
"Jamilah, aku sangat menyayangimu. Maukah kau jadi kekasihku?"
"Maaf, Rian. Aku sangat menghargai perasaanmu. Tapi, hatiku sudah dimiliki oleh orang lain."
"Siapa itu?" Mengapa kau tak pernah berkata tentang kekasihmu kepadaku?"
"Apa kau pernah bertanya kepadaku? Belum pernah bukan? timpal Jamilah."
"Mengapa kau sangat kejam kepadaku Jamilah? Aku pikir, kamu punya perasaan yang sama terhadapku."
"Selama ini, aku memperlakukanmu sama dengan yang lainnya. Aku tak pernah mempermainkan perasaan orang lain. Maafkan aku kalau sudah menyakiti perasaanmu. Ucap Jamilah yang merasa sedih karena Rian telah salah menafsirkan persahabatan mereka."
Rian lalu meninggalkan Jamilah, dengan menahan amarah yang makin membara. Rian sangat menyayangi Jamilah. Namun rasa sayangnya berubah menjadi api cemburu. Jamilah lebih memilih tetap setia kepada Arif, yang berada jauh di kota Lampug.