Karena cerpen ini mau menggambarkan sosok wanita cantik maka diperlukan kata-kata aduhai nan mempesona yang sekiranya memperjelas hal demikian.
Wanita itu berjalan dengan lemah gemulai, tinggi badannya semampai, tubuhnya bagai gitar spanyol, raut wajahnya bak pemenang miss world dan memakai sepatu kaca hasil lelang Cinderella yang kalah judi. Payudaranya 11-12 dengan Wewe Gombel.
Saya kira cukup jelas bagaimana gambaran wanita cantik dalam cerpen ini. Kita lanjut saja ceritanya.
Wanita itu berjalan menghampiri seorang Pangeran. Bukan gelar loh ya. Tapi murni nama asli hasil pemberian dari neneknya yang dulu menghayal punya jodoh seganteng pangeran dalam negri dongeng.
Untuk memperjelas identitas wanita ini kita kasih tanggal lahir saja, supaya bisa dicocok-cocokan dengan tanggal lahir pembaca. Siapa tau jodoh ya.
6 Juni 1994. Tanggal lahir sang wanita cantik .
"Hai Pangeran apa kabar?" Tanya Wanita Cantik dalam angannya ingin digodain
"Bersyukurlah wahai wanita sebab Tuhan menganugrahkan kecantikan kepadamu. Tetapi Ingat wanita, sesungguhnya perhiasan terbaik adalah istri yang soleha." Jawab Pangeran
Pangeran kini malah bertingkah layaknya filsuf,
"Jika cinta diserahkan hanya kepada mata, apa yang terjadi sedangkan tubuh akan menua. Dan aduhai sayang seribu sayang, aku hidup dengan karaktermu. Bukan kecantikanmu lho ya."
Wanita cantik itu tiba-tiba merasa tubuhnya mengecil sampai berbentuk seperti semut.