Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan di Awal Waktu

24 Desember 2018   03:19 Diperbarui: 24 Desember 2018   04:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam hari di Kampung Secadepa kini terang benderang. Lampu kerlap kerlip dimana-mana. Nikmat lampu dirasakan namun jarang yang mau difikirkan. Dan mati lampu adalah kondisi dimana nikmat lampu begitu diinginkan.

"Jarak ke masjid tidak terletak pada jumlah meter tetapi jumlah rasa cinta pada masjid, kuncinya adalah apakah masjid ada di hatimu?" Pak Cokro bertutur

"Padamkan lampu saat malam hari agar alam bawah sadar juga bisa menikmati kesunyian, Istirahatlah dengan lampu yang padam agar bangunmu terang benderang." Ia melanjutkan

Chairil dan Tan menyimak dengan seksama.

Pak Cokro bertutur lagi,

"penyesalan lahir dari bermalas-malasan dan aksi adalah senjata melawan penyesalan. Taruhlah penyesalan di awal agar penyesalan hanya jadi pembelajaran."

Chairil bertanya :

" jika agama hanya dipandang sekedar simbolik semata bahwa Islam itu ya kerudung ya jubah ya peci tanpa mau menggali esensi utama beragama tentu kita bisa saja melihat ada orang yang berkerudung namun hatinya biasa saja melihat kemiskinan, kejahatan dan bisa jadi kehilangan adab. Yang salah bukan kerudungnya namun adabnya. Kita pun bisa saja melihat orang yang habis ibadah namun hatinya biasa saja melihat pemulung, pengemis dan anak jalanan. Yang salah bukan ibadahnya namun hakekat ibadahnya apakah sudah benar. Pertanyaannya Pak, bagaimana esensi utama dalam beragama?"

Pak Cokro menjawab :

"Beragama adalah bertauhid artinya ibadahnya hanya karena Allah semata. Demikian juga perilakunya juga mencerminkan pribadi muslim yang baik. Ingatlah bahwa adab ditempatkan yang tinggi dalam Islam. Artinya jika ada orang yang beribadah tetapi hatinya biasa saja melihat kemiskinan, pengemis, pemulung, atau kasus kejahatan yang dilihatnya misalnya korupsi, penipuan maka bisa jadi yang ia sembah bukan Tuhan tetapi ia menyembah ibadahnya. Padahal ibadah adalah sarana wujud taat kepada Tuhan. Apalagi jaman sekarang harus hati-hati sebab benda apa saja bisa jadi berhala ketika benda itu melalaikan kita kepada Tuhan. Misalnya main hape sampai melalaikan sholat, hapenya jadi berhala."

"Esensi agama adalah bertaqwa. Wujud perilakunya adalah kebijaksanaan, kejujuran, tidak egois, beradab dan cinta. Bayangkan jika kita kehilangan lima sifat itu? Apakah agama hari ini yang diorganisasikan sudah menjawab tantangan zaman atau malah agama yang diformalitaskan justru membuat kerancuan dalam beragama sehingga sibuk masalah khilafiyah tanpa mau mencari solusi bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun