Mohon tunggu...
Abdul Hanip
Abdul Hanip Mohon Tunggu... -

Mahasiswa fkip matematika unma banten

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sosok yang Terlupakan

16 Mei 2015   03:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak hal mungkin kita lupakan tentang mereka yang telah membantu dan membimbing kita menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya, mereka itulah sosok yang tidak pernah pilih kasih, tidak pernah memandang siapa, tidak pernah pula mengharapkan balasan jasa dari apa yang telah mereka curahkan kepada kita.

Mereka seperti orang tua kandung kita yang selalu memberi dengan hati dan membimbing dengan penuh kasih sayang,bukan materi yang mereka limpahkan kepada kita sehingga kita dapat merasakan langsung setiap yang telah mereka curahkan itu, namun ilmu dan pengetahuan yang mereka berikan kepada kita sehingga hari ini sedikit banyaknya kita kita bisa menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya seperti dari yang awalnya kita tidak dapat menulis kita dapat menulis, dari yang awalnya kita tidak dapat membaca akhirnya kita dapat membaca, dari yang awalnya kita tidak dapat berhitung kita dapat berhitung atau pun hal-hal lain yang awalnya kita tidak pernah bisa dan mengerti akhirnya kita bisa dan mengerti.

Banyak dari kita yang hingga detik ini tidak tersadarkan bahwa apa yang kita ketahui maupun apa yang dapat kita lakukan merupakan sekarang merupakan buah dari pengabdian mereka yang telah mencurahkan setiap apa yang mereka ketahui. Bila terlintas pertanyaan tentang siapakah mereka itu, tentulah mereka itu sosok yang hampir terlupakan. Mereka adalah guru yang tanpa sadar mulai kita sisihkan dalam benak kita sendiri, terutama di jaman sekarang ini begitu terlihat kurangnya para siswa yang menghargai begitu besar perjuangan sang guru yang telah mencurahkan segala kemampuan dan pengetahuannya bahkan ketika sang guru tersebut masih aktif mendidiknya mereka terlihat begitu acuh tak acuh sehingga saat mereka keluar (lulus) lebih banyaknya lagi tidak mengingat dan menghargai atas jasa-jasanya.

Guru tidak terlalu jauh berbeda dengan orang tua kandung kita, hal ini harusnya menjadi pemahaman bagi kita semua bahwa tidak akan ada yang namanya mantan guru walaupun tidak dapat kita pungkiri banyak dari kita yang secara tidak sadar suka mengatakan bahwa seseorang itu merupakan mantan guru kita. Pernyataan ini yang seharusnya sellu kita tanamkan dalam hati bahwa “Tidak akan ada mantan guru”, pernyataan ini yang menjadi salah satu bentuk penghargaan kita kepada mereka karena dengan begitu kit mengakui kehadiran dan partisipasi mereka dalam kehidupan kita. Hal lain yang dapat kita lakukan untuk mereka adalah ungkapan do’a yang selalu tercurah untuk mereka atas segala jasa-jasa yang telah mereka lakukan untuk kita semua.

<< Salam Hangat Untuk Mu Guru >>

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun