Mohon tunggu...
Ahmad Damanhuri
Ahmad Damanhuri Mohon Tunggu... Administrasi - Iman dan amal harus seiring
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

aktivis sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Toboh Ketek, Tawa dan Air Mata Warnai Perpisahan Mahasiswa KKN Unitas

23 Agustus 2019   10:08 Diperbarui: 23 Agustus 2019   10:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Enam Lingkung--Air mata haru tumpah di lapangan volli Toboh Ketek, Selasa (20/8) dini hari. Suara Walinagari Toboh Ketek, Muhammad Nasir Datuak Mangkudun serak, tertahan di kerengkongan saat menyampaikan selamat berpisah kepada seluruh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNiversitas Tamansiswa (Unitas) Padang.

Air mata walinagari yang juga seorang niniak mamak dalam kaumnya itu tumpah juga, setelah seorang mahasiswa, Armontoni, menyampaikan dengan suara serak, bahwa pihaknya memang tidak lagi di Toboh Ketek. Tetapi hati dan perasaan tetap ada dan tetap hadir di nagari yang berada di Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman tersebut.

Sebelumnya, sejak Senin malam pihak Nagari Toboh Ketek bersama seluruh mahasiswa sengaja melakukan acara perpisahan dengan menampilkan hiburan orgen tunggal. Malam perpisahan sekalian juga penyerahan hadiah bagi pemenang dalam berbagai lomba yang diadakan pada momen 17 Agustus tersebut.

Tawa dan joget antara mahasiswa dan pemuda serta walikorong yang ada malam itu meriah sekali. Masing-masing kelompok menampilkan dua buah lagu, sambil berjoget ria. 

Sampai-sampai Camat Enam Lingkung, Datuak Rustam yang menutup masa KKN di Toboh Ketek malam itu menyumbangkan sejumlah lagu dengan suara emasnya. Tak ketinggalan, tengah malam, Wabup Padang Pariaman Suhatri Bur menyempatkan diri hadir menyaksikan malam perpisahan demikian.

Memang, selama 40 hari masa KKN di Toboh Ketek diminta oleh Walinagari Muhammad Nasir untuk menambah waktu, lantaran banyak kegiatan yang diadakan nagari pada momen HUT RI tersebut. "Ada momen besar di nagari yang diadakan setelah masa KKN berakhir. Makanya, kita minta waktunya ditambah," kata Muhammad Nasir.

"Ada Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad Saw di Pesantren Darul IKhlas, dan momen 17 Agustus dengan menggelar banyak lomba bagi masyarakat," ungkapnya.

Idul Adha, katanya, adalah momen tersendiri yang berlaku di lingkungan Toboh Ketek. Tentunya, momen ini perlu bagi mahasiswa yang sedang ber-KKN, dimana hal ini adalah kearifal lokal yang tak dijumpai di nagari lainnya di Sumatera Barat.

 "Di Toboh Ketek, Shalat Id dilakukan di surau kaum. Masjid sengaja tak dipakai. Masyarakat yang berkurban, sebelum dimasak di rumahnya daging kurban dimasak dulu di surau," katanya.

Setelah masak, lanjut Muhammad Nasir, diadakan mendoa sekalian jamuan makan sore menjelang senja. Tidak sekedar itu, masyarakat yang berkurban pun melakukan kenduri di rumahnya dengan seorang urang siak. "Silakan ambil semua yang baik-baik selama di Toboh Ketek. Dan tinggalkan yang buruknya," pinta Muhammad Nasir.

Menerut Muhammad Nasir, selama ini Nagari Toboh Ketek berdiri, baru kali ini ada perpisahan dengan anak KKN yang sampai menitikan air mata. "Empat kelompok mahasiwa menempati empat korong; Korong Simpang Tigo, Labuah, Tanjuang Baring, dan Korong Parit Pontong, kita berlakukan sama. Semuanya, terutama yang tetap di poskonya selalu hadir di Kantor Walinagari," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun