Mohon tunggu...
A.Budiyanto
A.Budiyanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Pegiat Literasi & Pendidikan

Teacher • Writer • Public Speaker on Education Instagram @ABudiyanto12 | Co-Founder Mulango.ID • Kadiv Inovasi Program Wonosobo Mengajar • Guru SDIT Salsabila Al Muthi'in | Pengajar Praktik (Pendamping) Program Pendidikan Guru Penggerak Kemdikbud RI | Wardah Inspiring Teacher 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perpustakaanku Bermutu, Indonesia Maju

30 September 2019   11:30 Diperbarui: 30 September 2019   12:14 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: getty images

                                                                                                                              Sumber: Kompasiana.com

"Jalan-jalan ke kota Palu, jangan lupa makan lalampa

Jika ingin banyak ilmu, perpustakaanlah tempatnya"

Jika buku adalah jendela dunia, maka perpustakaan sendiri adalah rumahnya.  Dunia akan terbuka jika kita bisa menguasai ilmu pengetahuan. 

Apalagi saat ini, dunia sudah masuk era disrupsi. Ilmu pengetahuan menjadi panglima yang utama. Ilmu menjadi panduan dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Ilmu pengetahuan menjadi tujuan utama dalam proses pendidikan, entah itu melalui pelatihan maupun pengajaran. Perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan, tentunya juga berkontribusi dalam proses pendidikan kita. 

Tak bisa dipungkiri, saat ini perpustakaan juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang penuh dengan nilai-nilai pendidikan.

Perpustakaan sendiri adalah tempat/gedung/ruangan yang disedikan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya (KBBI Online). 

Walaupun memiliki pengertian yang merujuk pada suatu tempat, tetapi arti awal dari perpustakaan merujuk pada suatu koleksi buku, majalah atau bahan kepustakaan lain.

Perpustakaan sudah ada sejak zaman dahulu. Perpustakaan selalu memberikan warna di setiap era. Perpustakaan Al-Qarawiyyin, didirikan tahun 859 M oleh Fatima al Fihri, yang ada di Maroko menjadi perpustakaan tertua (menurut UNESCO) yang masih aktif hingga saat ini. 

Bahkan, lembaran sejarah Indonesia pun tak terlepas dari adanya perpustakaan. Perpustakaan telah mewarnai sejarah negeri ini sejak zaman kolonial.

Perpustakaan menjadi fasilitas umum yang bisa diakses di mana-mana. Tak tanggung-tanggung jumlah perpustakaan di Indonesia pun juga cukup banyak. 

Jumlah perpustakaan di Indonesia sekitar 93.612, yang terdiri dari 3.293 perpustakaan umum, 1.628 perpustakaan khusu, 1.429 perpustakaan perguruan tinggi, dan 87. 262 perpusatakaan sekolah (Perpusnas, online). 

Seiring berkembangnya zaman, perpustakaan pun juga ikut berkembang. Saat ini, perpustakaan bisa diakses melalui media digital. E-library atau electronic library menjadi inovasi dunia kepustakaan. Bahkan fasilitas yang ada di perpustakaan nasional sudah begitu canggih.

Tidak ketinggalan, fasilitas yang ada di Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov. D.I Yogyakarta (Grhatama Pustaka) memberikan pelayanan dan fasilitas yang sangat bagus. Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan.

Tujuan utama adanya perpustakaan dengan fasilitas yang maksimal ini tentunya untuk meningkatkan literasi masyarakat. Akan tetapi, literasi masyarakat memang manjadi momok utama dalam perkembangan suatu bangsa. 

Naasnya, budaya literasi di Indonesia masih sangat rendah. Tengok saja, beberapa penilitian yang memberikan gambaran tentang literasi kita.

Menurut penelitian dari Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara yang disurvei (bukan 72 karena 2 negara Malaysia dan Kazakhhstan tidak memenuhi kualifikasi penelitian). 

Skor Indonesia untuk sains adalah 403 (dari skor rata-rata 493), untuk membaca 397 (dari skor rata-rata 493), dan untuk matematika 386 9dari skor rata-rata 490) (PISA Indonesia, online).

Sedangkan menurut 'World's Most Literate Nations' yang diumumkan pada Maret 2016, produk dari Central Connecticut State University (CCSU), menempatkan Indonesia berada di urutan 60 dari 61 yang disurvei. Indonesia masih unggul satu tingkat yaitu dari negara Botswana yang menduduki urutan 61.

Literasi masyarakat Indonesia yang rendah menjadi pekerjaan rumah besar bagi dunia perpustakaan. Pekerjaan rumah yang perlu menjadi fokus utama karena sumber daya manusia unggul juga tidak terlepas dari budaya literasi yang tinggi. Sumber daya manusia unggul akan memberikan kemudahan bagi bangsa ini untuk maju dan membangun peradaban bangsa.

Sumber daya unggul tentunya memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Pengetahuan tersebut digunakan sebagai modal untuk produktif dalam aksi yang nyata membangun negara. 

Seperti apa yang disampaikan oleh Alm. Prof. BJ Habibie, "jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tetapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten, pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan di dunia". Nilai tambah untuk kemajuan bangsa tidak hanya didapat sebatas hanya di meja diskusi tapi harus terjun langsung ke lapangan.

Penulis sangat yakin, bahwa jika perpustakaan bermutu, budaya literasi meningkat, sumber daya manusia Indonesia unggul, dan terakhir Indonesia akan maju. Indonesia maju jika cita-cita "mencerdaskan kehidupan bangsa" pun bisa tercapai. 

Harapannya, perpustakaan selalu menjadi tempat yang mencerdaskan kehidupan bangsa demi kemajuan bangsa dan negara dengan menyiapkan sumber daya manusia unggul melalui budaya literasi masyarakat.

Referensi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online Edisi Kelima dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Perpusnas. Rekapitulasi Jumlah Perpustakaan. Diakses pada Sabtu, 20 September 2019, Pukul 09.00 WIB.

Pisa Indonesia. 2016. Hasil PISA 2015 membaik. Diakses pada Sabtu, 20 September 2019, Pukul 09.15 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun