Mohon tunggu...
A Adji
A Adji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Negara, Fisip, Unand

Sains, Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Nagari Talang Anau: Kita Belajar dari Masyarakat

10 September 2023   16:20 Diperbarui: 18 September 2023   21:59 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di Sudut Nagari Talang Anau. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023. 

Kuliah Kerja Nyata atau KKN yang dilakukan oleh mahasiswa  pada dasarnya merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Berbekal ilmu pengetahuan dan wawasan yang didapat selama bangku perkuliahan, mahasiswa mencoba menerapkannya ditengah masyarakat. Hal ini dilakukan untuk membantu dan memberikan solusi alternatif terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Kendati demikian, dalam pelaksanaan KKN, terdapat satu hal absah yang mesti dipahami mahasiswa disamping  hal teknis diatas. Yakni, proses belajar dari masyarakat. Belajar dari masyarakat intinya memahami hakikat masyarakat dalam berbagai aspeknya. Ini berkaitan dengan nilai dan norma yang dirawat  dalam tatanan hidup masyarakat yang bersandar pada agama, bersahabat dengan alam dan berelasi secara sosial.

Barangkali cerita dari mahasiswa KKN Unand Tahun 2023 yang berada di Nagari Talang Anau Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dapat memberikan sebuah gambaran terkait belajar dari masyarakat.

Kegiatan Yasinan Bersama di Nagari Talang Anau. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023. 
Kegiatan Yasinan Bersama di Nagari Talang Anau. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023. 

Pertama, hubungan vertikal kepada Sang Pencipta bersandar kepada nilai dan norma agama. Di Nagari Talang Anau masyarakat masih rutin melakukan kegiatan shalat berjamaah, pengajian dan peringatan hari-hari besar keagamaan seperti Tahun Baru Islam dan Maulid Nabi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memupuk keimanan, kerelaan untuk berbagi dan saling mendoakan. Pengajian seperti yasinan dan wirid dilakukan bersama-sama dengan seluruh masyarakat dari Jorong Talang Anau, Jorong Simpang Padang dan Jorong Luak Begak dengan masjid yang digilir disetiap jorong guna memupuk rasa persaudaraan dan kebersamaan diantara mereka.

Lahan Pertanian di Nagari Talang Anau. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023.
Lahan Pertanian di Nagari Talang Anau. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023.

Kedua, hubungan horizontal dengan alam dengan nilai dan norma kebajikan. Di Ngari Talang Anau sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani dengan komoditas seperti padi, jeruk, pinang, dan sayur-sayuran. Penglolaan persawahan masih menerapkan sistem pengaliran secara tradisional sedangkan lahan pertanian diolah dengan pupuk alami dari sisa bahan-bahan alam yang dipadukan dengan pupuk kimia. Keseimbangan pengeolaan dengan cara tradisional (alami) dengan cara dan  bahan modern secara seimbang memberikan nilai arti bagi keberlanjutan alam.

Kegiatan Malamang (Membuat Lemang) di Nagari Talang Anau dilakukan secara Bersama-sama oleh Masyarakat. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023.
Kegiatan Malamang (Membuat Lemang) di Nagari Talang Anau dilakukan secara Bersama-sama oleh Masyarakat. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023.

Ketiga, hubungan sosial dengan manusia dengan nilai dan norma sosial. Di Nagari Talang Anau masyarakat masih melakukan berbagai kegiatan bersama dalam spirit gotong royong seperti pembangunan sarana-prasarana nagari serta dalam tolong menolong saat pesta pernikahan. Setiap orang dalam masyarakat saling kenal, memiliki rasa kebersamaan, dan kekeluargaan yang kuat sehingga tolong menolong dalam kegiatan bersama menjadi suatu keharusan. Di sisi ini hal yang juga tak boleh dilupakan adalah aspek adat dan budaya yang juga masih dijaga dengan baik sebagai identitas diri masyarakat.

Sepenggal cerita diatas membawa kita pada suatu kesimpulan dasar bahwa aspek agama, alam, dan sosial menjadi hal yang amat penting bagi masyarakat di Nagari Talang Anau. Ini mestinya menjadikan pelajaran buat kita selaku mahasiswa dimanapun berada untuk selalu bersandar pada agama, bersahabat dengan alam dan lingkungan serta menjaga hubungan sosial dalam keseharian baik selaku mahasiswa atau setelah menjadi bagian utuh dari masyarakat. Hal demikian mesti dijaga sebagai jati diri kita. Jangan sampai itu pudar dan hilang ditelan oleh perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun