Mohon tunggu...
SYIFANL
SYIFANL Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bonus Demografi , Pentingkah?

12 Maret 2019   15:38 Diperbarui: 14 April 2019   08:30 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pentingnya  Bonus Demografi

Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki masa dimana banyaknya jumlah penduduk usia produktif sehingga menurunkan dependency rasio. Masa inilah yang disebut Bonus Demografi. Hal ini terjadi karena dampak dari adanya progam KB Nasional yang dapat kita katakan berhasil memperlambat jumlah penduduk Indonesia. Peluang bonus demografi harus kita manfaatkan semaksimal mungkin. Jika tidak, justru malah menjadi bencana demografi. Sejak 2010, data Sensus Penduduk telah memprediksikan ditahun 2015-2035 Indonesia berkesempatan besar memacu produktivitas dan pertepuhan ekonomi melalui penduduk usia produktif (15-64 tahun). Dengan hal ini, diharapkan bisa memberikan dampak pada peningkatan kemamkmuran dan kesejahteraan untuk Indonesia.

 

Tantangan

Untuk mengahadapi bonus demogarfi tersebut, diperlukan peningkatan kualitas penduduk untuk memenuhi syarat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang berkualitas. Menyongsong bonus demografi juga harus dipersiapkan dengan progam yang matang pastinya. Apa alasannya? Pertama, perlu adanya perkiraan jumlah penduduk yang akan terjadi pada masa mendatang. Kedua, indikator angka melek huruf (AMH) bagi penduduk 5 tahun berpendidikan minimal tamat SMP sebesar 37,95% dan AMH penduduk >15 tahun sebesar 88%. Ini menunjukkan, setiap 100 penduduk  >15 tahun masih ada 12 orang yang belum melek huruf. Ketiga, tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK ) hanya sebesar 66,44% dengan TPAK diperkotaan 61,96% dan TPAK dipedesaan 70,46%. Hal ini mempengaruhi masuknya pekerja asing bagi penduduk usia produktif yang meningkatkan persaingan dalam dunia kerja. Keempat, pengeluaran APBN di seKtor kesehatan tidak maksimal. Pada APBN 2018, dananya hanya 111,0 T dan  hanya mampu memaksimalkan 92,4 juta penduduk Indonesia. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2018 sebanyak 265 juta jiwa.

Persiapan

Pertama, tetap diadakan pengendalian jumlah penduduk dengan KB agar dependency rasio tetap terkontrol dan tidak menjadi beban pada generasi selanjutnya. Kedua, tingkatkan jumlah pengajar di daerah terpencil untuk mengurangi AMH.  Ketiga, memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaaan, tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Keempat, komitmen APBN sector  kesehatan untuk memaksimalkan kualitas kesehatan.

Peran, dukungan dan partisipasi masyarakat sanagat dibutuhkan untuk mensukseskan bonus demografi ini.  Perlu adanya sosialisasi dari pemerintah untuk mengajak masyarakat betapa pentingnya bonus demogarfi. Dan pemerintah harus mampu menjadi kunci penggerak dari bonus demografi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun