Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Satu Anak Ini Menjahit Masker Cuma-cuma Bagi Warga yang Membutuhkan

27 Maret 2020   22:57 Diperbarui: 28 Maret 2020   16:22 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sofia Hebi Saat sedang menjahit masker di rumahnya)

Waingapu, Sumba Timur, NTT---Indonesia saat ini tengah waspada terhadap Virus Corona atau Covid-19. Jumlah kasusnya pun setiap hari semakin bertambah. Hingga tulisan ini dibuat pemerintah telah menyatakan 1046 kasus positif, 87 diantaranya meninggal.

Semua orang mulai menyatakan kepeduliannya terhadap wabah Corona Covid-19. Mulai dari Artis, musisi, pengusaha, selebgram, aktivis, tokoh masyarakat dll. Begitu juga yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur-NTT tepatnya di kota Waingapu. Seorang wanita berhati mulia tiba-tiba ramai diperbincangkan di media sosial Facebook atas kepeduliannya yang tulus. Namun ia tidak berangkat dari golongan publik figur seperti uraian diatas. Ia adalah Sofia Hebi. Seorang ibu rumah tangga sederhana yang kebetulan punya kemampuan menjahit.

Meski belum ada kasus orang positif covid-19 di kotanya, Sofia terpanggil membantu sesamanya untuk melakukan pencegahan dengan apa yang ia miliki ditengah-tengah keterbatasannya.

Setelah melihat keterbatasan APD (Alat Pelindung Diri) bagi sebagian warga di kotanya, alih-alih ikutan menyebar berita miring atau hoaks krisis masker di kotanya ke media sosial yang bisa semakin memperkeruh suasana. Wanita kelahiran Sumba ini justru mulai mengambil inisiatif untuk menjahit masker seadanya sebagai salah satu APD bagi orang-orang yang membutuhkan. Tidak main-main bahkan ia dibantu oleh putrinya yang masih tergolong anak-anak.

(Putri Sophia Hebi sedang membantu ibunya menjahit masker untuk warga)
(Putri Sophia Hebi sedang membantu ibunya menjahit masker untuk warga)
Awalnya saya menjahit masker seadanya saja. Hanya dengan bantuan mesin jahit pribadi milik saya. Kebetulan saya punya kemampuan menjahit. Namun tutorial dan teknik menjahit masker lebih terperinci saya lihat saja di youtube ungkap Sofia. Masker buatan saya tidak untuk diperjualbelikan. Saya bagikan cuma-cuma bagi siapa saja yang membutuhkan. Sebab, awalnya kan saya juga mengalami kesusahan untuk membeli masker. 

Saya sudah cari keliling kota tapi tidak ketemu. Dimana-mana hanya ada tulisan masker habis. Akhirnya saya pulang dan memutuskan untuk menjahit sendiri. Sewaktu menjahit itulah terbesit di hati kecil saya kepedulian untuk menjahit masker lebih banyak lagi bagi orang lain. Kasihan orang-orang susah mendapat masker. Apalagi kota kami tergolong kota kecil. Ungkap Sofia lebih lanjut.

Untuk awal masker buatan saya jumlahnya sangat terbatas. Sebab saya buat dengan bahan seadanya yang saya miliki. Tetapi ditengah pembuatan saya kehabisan bahan. Lalu saya berpikir untuk posting di akun Facebook saya, bukan untuk pamer atau gagah-gagahan tetapi agar yang membutuhkan bisa dijangkau dan yang mau membantu bisa tergerak hati, ternyata hasilnya diluar dugaan saya. Banyak yang bersimpati dan segera mengirimkan bantuan berupa bahan-bahan seperti kain, karet dan benang agar saya terus menjahit. Saya tidak mencari uang. Namun karena banyak yang ikut peduli tiba-tiba mereka ingin pesan dan siap membayar.  Kata Sofia dengan penuh semangat.

Berdasarkan keterangan Sofia, dalam seminggu terakhir sudah ratusan buah masker yang berhasil ia selesaikan dan langsung disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan di kotanya. 

Bahkan ada pula yang ia sumbangkan ke beberapa Puskesmas. Meski pemerintah daerah telah menjanjikan akan segera memenuhi kekuarangan masker di kotanya, Sofia masih terus menjahit masker tanpa pamrih.

(Ibu-ibu warga kota yang menerima masker buatan Sofia Hebi)
(Ibu-ibu warga kota yang menerima masker buatan Sofia Hebi)
Setidaknya dari kisah heroik Sofia Hebi ditengah-tengah wabah corona yang mencekam seluruh dunia ini, bisa kita ambil hikmah bahwa solidaritas belum mati. Terbukti di kotanya banyak ibu-ibu yang punya kemampuan menjahit akhirnya mengikuti apa yang dilakukan Sofia ini.

Disaat orang lain sibuk menimbun masker demi keuntungannya Sofia justru mendedikasikan sebagian waktunya untuk berbagi dengan orang lain meski ia sendiri bukan orang yang berkelebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun