Mohon tunggu...
Khusfatun Khasanah
Khusfatun Khasanah Mohon Tunggu... -

saya harus terus belajar, pantang menyerah...Go..........

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Cara Islam

28 November 2010   04:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:14 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mengajak dan membujuk  orang lain untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Kepemiminan yang baik merupakan suatu harapan bagi setiap organisasi, termasuk organisasi dalam pendidikan sebab melalui kepemimpinan yang baik ini dianggap akan mampu menciptakan suatu kelancaran pelaksanaan program organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Bagaimana kepempinan yang baik? Kita sebagai umat islam tentunya melakukan sesuatu sesuai dengan kaidah islam. Lalu bagaimana kepemimpinan dilihat dari sudut pandang islam?? Dalam islam, "semua yang mempunyai jabatan atau kedudukan sebagai seorang pemimpin baik dalam bidang pemerintahan,pendidikan dan kemiliteran harus menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam melaksanakan kepemimpinannya". Al-Qur'an bukan hanya harus dijadikan pedoman dalam memimpin, usahayang palin praktis adalah mencontoh akhlak atau perilaku Rasululloh Muhammad SAW yang berpedoman pada Al-Qur'an  dalam memimpin umat islam baik dalam waktu damai maupun perang.

Memahami dan mengamalkan Al-Qur'an dengan merujukpada konteks perilaku Rosululloh Muhammad SAW sebagai tauladan yang sempurna merupaka bagian dari upaya setiap muslim yang ingin mengaktualisasikan iman dan taqwanya secara nyata. Setiap umat  muslim harus memiliki akhlak yang mulia terutama para pemimpin, akhlak yang mulia tersebut adalah Shiddiq, Amanah, Fathanah, Tablig da Istiqomah.

Salah satu dimensi kcerdasan ruhani terletak pada nilai kejujuran /shiddiq yang merupakan mahkota kepribadian orang-orag mulia yang telah dijanjikan Allah akan memperoleh limpahan nikmatNya.  Dalam hubungannya dengan kepemimpinan dalam dunia kerja/organisasi, sikap shiddiq aka melahirkan karyawan atau pengikutnya yang enerjik penuh antusiasme dalam melaksanakan tugasnya sebab dalam melaksanakan tugas-tugasnya, mereka tidak merasa terhambat oleh kebohongan pemimpinnya.

Pada umumnya, fathanah diartika sebagai suatu kecerdasan, kemahiran atau penguasaan terhadap bidang tertentu padahal makna fathanah lebih merujuk pada dimensi mental yang sangat mendasar dan menyeluruh sehingga dapat kita artikan bahwa fathanah merupakan kecerdasan yang mencakup intelektual, emosional dan terutama spiritual.Seorang pemimpin yang profesional aka menunjukkan keputusan-keputusan yang didasarkan pada sikap moral atau akhlak yang luhur. Seorang pemimpin yang fathanah tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kebijaksanaan atau keraifan dalam berpikir dan bertindak.

Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan ruhaniah selalu ingin menampilkan sikap yang bisa dipercaya, menghormati dan dihormati. Amanah merupakan dasar dari tanggung jawab, kepercayaan dan kehormatan serta prinsip-prinsip yang melekat pada mereka yang cerdas secara ruhani.

Fitrah manusia sejak kelahiranya adalah kebutuhan dirinya kepada orang lain. Seseorang tidak akan mampu berkembang dan mempunyai kualitas unggul kecuali dalam kebersamaan sehingga seseorang tidak akan bersikap selfish, egois atau annaniyah, ''hanya mementingkan sendiri". Di sinilah salah satu peranan dari sikap tablig yaitu menyampaikan kebenaran melalui suri tauladan dan perasaan cinta yang mendalam. Seorang pemimpin hendaknya menjadi suri tauladan dan selalu menyampaikan kebenarannya dengan rasa cinta kepada para pengikutya, mengingat tanpa ada pengikutnya, pemimpin tidak bisa mencapai tujuan.

Istiqamah diterjemahkan sebagai bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten (taat azas) dan teguh pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kondisi yang lebih baik. Seorang pemimpin yang istiqamah memiliki sikap menghargai waktu, disiplin, tanggung jawab, tidak menunda-nunda pekerjaan dan sabar dalam pencapaian tujua kepemimpinan.

Semua sikap di atas merupakan sikap yang endasari akhlakul karimah yang dimilik ioleh oleh seorang muslim terutama pemimpin. Kelima sikap tersebut saling mendukung terbentuknya sikap lainya yang akan mendukung ketercapaian kepemimpinan secara efektif dan efisien.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun