Lombok, yang disebut sebagai Pulau Seribu Masjid, dan ada juga yang mengatakan sebagai Pulau Kayangan ini, kini sedang berduka. Setelah diguncang gempa bumi secara beruntun yang diawali pada tanggal 29 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 magnitudo. Dan puncaknya adalah pada tanggal 5 Agustus 2018, gempa bumi kembali mengguncang Lombok. Seketika seantero nusantara berduka. Semua media memberitakan tentang bencana itu. Saya sempat menyaksikan di media online bahwa jalur menuju puncak Gunung Rinjani longsor. Banyak para pendaki yang terjebak dalam bencana itu. Sambil bersahut-sahutan gema takbir dilantunkan oleh para pendaki. Mereka serentak dan seirama menyebutkan keagungan-Nya.Â
Aku punya cerita nan dramatis dan indah mengenai Gunung Rinjani ini, kawan. Sekira Mei 2012, di jalur yang longsor tersebut, kami pernah terperangkap badai gunung dengan kecepatan badai/angin yang begitu dahsyat. Kami hanya bisa berlindung diantara bebatuan itu, ya bebatuan itu adalah benteng pertahanan terakhir kami dalam menghadapi dahsyatnya badai itu. kami tak sanggup untuk berdiri, karena ketika kita berdiri kita akan terhuyung dengan hembusan anginnya yang begitu dahsyat dan dingin. Hembusan angin yang begitu dingin itu juga membuat tangan atau jari tangan salah satu kawanku terserang dingin yang begitu sangat. Aaah. nostalgia mboiyyy...Aku teringat quoetes Mbah Sujiwo Tejo, bahwa "Manusia harus saling mengingatkan pada KEBAIKAN karena awan, gunung, hujan dan lain-lain hanya bisa mengingatkan kita kepada mantan. heuhueh
img-20181020-wa0022-5bd2ea1a6ddcae017e51a2cf.jpg
Tapi, kini aku kembali kesana untuk berbagi. Berbagi keceriaan, berbagi  ilmu dan juga berbagi alat-alat sekolah seperti tas, dan alat tulis untuk anak-anak sekolah yang terkena dampak gempa. Mereka begitu semangat dalam menjalani rutinitas belajar dengan keterbatasan yang ada. Sekolah luar ruangan juga kami singgahi. Aku yakin dengan ikut melihat langsung proses
pendidikan yang mereka alami, akan tercerap semangat mereka kedalam diriku, walau hanya secuil rasa itu yang aku rasakan, tapi rasa adalah karunia untuk selalu menjadikan kita bijaksana. Olahlah rasa kita kawan, biarkan ia mengalir deras dalam aliran darah kita, biarkan hati kita yang merasakan pengalaman nan indah. kenapa kita harus sering mengolah rasa kita? karena olah raga sudah sering sekali kita lakukan, bahkan ada dalam kuruikulum, ya kan kawan.
img-20181020-wa0101-5bd2ea3b43322f2384342ed6.jpg
untuk selalu daapt mengolah rasa itu, kami Yasmin Learning Center, Lazuardi GIS, Millenia Academy dan Compassionate Indonesia mengadakan sebuah sebuah program training dan pendampingan bagi guru agar layanan pendidikan terus berjalan. Program ini diikuti oleh 25 orang guru madrasah di daerah yang tertimpa bencana gempa bumi Lombok. Pasca training semua peserta wajib mengimplementasikan di madrasah masing-masing. Selanjutnya para peserta akan sharing hasil training ke guru internal madrasahnya. Pada bulan kedua dan ketiga para trainer lokal ini akan sharing kepada guru lain di Lombok. Dan tujuannya adalah mengembalikan kembali nilai-nilai pelajaran dan cara pengajaran yang menyenangkan disekolah.Â
44759284-10213323336137176-7459931432316567552-n-1-5bd2e8ad12ae9463ea0f0247.jpg
Aku dan tim mendatangi Dusun Kekait, tepatnya madrasah At-Tahdzib. Sekolah mereka rubuh akibat gempa besar tgl 5/8/18. Disekolah darurat itu, disekolah tenda itu, mereka belajar, bermain dan mendapatkan pengalaman yang tak bisa dilupakan. Mereka berlarian dengan debu-debu selalu menemani mereka, walau sudah ada yang memberikan masker, sepertinya mereka kurang merasa nyaman dengan itu.Â
44807301-10213323330337031-1154744469115895808-n-5bd2ea43aeebe1747e5f7f34.jpg
Pak Iswoyo memberikan pelajaran sembari bermain kepada  anak-anak kelas IV atau kelas V. Anak-anak itu terasa begitu bergembira, tertawa lepas dan sepertinya benar-benar mendapatkan ilmu yang baru.
44789012-10213323335577162-6737140813525942272-n-5bd2e99a43322f313c1e6e98.jpg
Cara pengajaran  yang diberikan para guru tamu itu (saya menyebutnya demikian) membuat mereka bisa mendapatkan apa yang selama ini mereka cari.  Dari sini aku percaya bahwa sejatinya setiap manusia itu cerdas, tidak ada yang tidak cerdas, tinggal bagaimana seorang pengajar mampu memberikan CARA pengajarannya yang mempu membuat anak didik itu merasa senang dan nyaman. Itu adalah tugas seorang guru, yang maknanya adalah digugu dan ditiru. Bagaimana mungkin anak didik kita bisa meniru yang baik ketika seorang guru justru melaukan hal yang tidak baik.
44766298-10213323330617038-7936692035036119040-n-5bd2ea57677ffb28fe74ca32.jpg
Semua guru tamu, mampu memberikan rasa senang dan nyaman kepada anak-anak didik disana, semangat mereka luar biasa, baik yang disekolah tenda maupun yang disekolah luar ruang. Mas Sulis memberikan pengajaran tentang mewarnai. Aku lihat ada seorang anak yang begitu rapi mewarnai. Di satu sisi Bu Ai bercerita atau mendongeng dengan melakukan gerakan-gerakan tangan menirukan gerakan binatang, di sekolah tenda yang diikuti oleh anak-anak dengan begitu antusias, walau kadang ada beberapa kendala bahasa, ya anak-anak itu tidak semuanya paham dengan bahasa indonesia, justru hal itu menjadi cerita buat kita-kita. Bu Yun dan Bu Sari pun demikian.Â
Justru dari merekalah sejatinya kami-kami ini yang banyak belajar tentang sebuah makna belajar dan kehidupan.
43723199-10213323336777192-5202038438722797568-n-5bd2ea5c43322f7a730f3478.jpg
Tegak engkau berdiri
Walau tanpa alas kaki
Lantang suara anak-anak disana
Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya
Walau tak terucap namun bisa kurasa...bergemalah.
        Dengarlah nyanyi mereka kawan
        Melengking nyaring menembus awan
        Lihatlah cinta bangsa didadanya
        Peduli usang kain bendera.
#Iwan Fals#Siang Pelataran SD
Aymara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Pendidikan Selengkapnya