Matahari Depok sedang panas-panasnya ketika motor saya memasuki parkiran Pegadaian Pekapuran, Depok. Seorang satpam dengan sigap menyambut dan menanyakan keperluan saya pergi ke sana.
"Gini Pak, saya habis download aplikasi Tring, tapi masih bingung. Kalau mau tanya-tanya boleh?"
Pak Satpam langsung menyuruh seorang pria berbaju biru -yang saya duga adalah salah satu pegawai Pegadaian- untuk membantu saya. Saya pun mulai bercerita bahwa selama ini saya belum pernah memakai jasa Pegadaian dan ini adalah pertama kalinya saya ke Pegadaian untuk keperluan pribadi.
Sebelumnya saya memang pernah ke Pegadaian tapi hanya untuk mengantar tetangga atau teman. Kalau datang untuk keperluan saya sendiri baru itu saya jalani. Â
Saya meminta si petugas untuk menjelaskan secara lebih rinci mengenai fitur-fitur yang ada di aplikasi Tring, bertanya apa itu menabung emas, apa itu cicilan emas dan semacamnya.
"Kalau Mbak mau nabung emas, sekarang lebih mudah bisa lewat HP aja, jadi nggak perlu datang ke kantor Pegadaian," kata si Masnya.
Memang berbagai informasi tentang kemudahan berinvestasi emas di Pegadaian sudah banyak beredar di internet tapi sebagai orang yang baru pertama kali berkenalan dengan Pegadaian, saya merasa perlu memastikan sendiri, memvalidasi dan syukur-syukur mengenal kantor Pegadaian paling dekat dengan rumah. Setidaknya jika suatu saat ada perlu, saya tahu harus ke mana.
Saya memang tidak dekat dengan emas. Bahkan bisa dibilang hubungan kami agak rumit. Sewaktu kecil saya tidak suka setiap kali Ibu memakaikan anting di kedua telinga saya. Kata ibu perempuan harus pakai anting.
Tapi setiap kali memakainya, telinga saya malah gatal, bernanah dan berbau tak sedap. Sejak itu saya berhenti memakai perhiasan emas sama sekali.
Awal mulanya begitu dan lambat laun hubungan kami semakin jauh bahkan hingga saya dewasa. Satu-satunya mas yang saya miliki adalah mas kawin yang bahkan hingga sekarang masih tersimpan rapi di lemari. Tak pernah saya sentuh apalagi pakai.
Â
Mungkin karena kami tidak terlalu dekat maka segala informasi terkait emas lewat saja di telinga saya. Itu pulalah mengapa investasi emas tidak pernah mendapat perhatian dalam hidup saya. Dalam pikiran saya kala itu, namanya investasi ya  properti, tanah, rumah, ruko dan semacamnya.
Belajar Memahami Investasi