Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... irero

Sustainable lifestyle learner | Book sniffer | another me : irerosana.com | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Menghitung Untung Rugi Pejabat Kalau Mau Membaca Buku

27 September 2025   00:05 Diperbarui: 27 September 2025   07:39 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Clay Banks)

Jika 2 tokoh terbaik bangsa itu pun tak mampu menimbulkan niat Bapak Ibu Pejabat sekalian untuk membaca buku maka masih banyak nama lain. Sebutlah Syahrir, Tan Malaka, Soekarno, RA Kartini, Ki Hajar Dewantara, bahkan Gus Dur pun suka membaca. Saya rasa tokoh-tokoh elit terdahulu rata-rata punya kebiasaan membaca buku.

Sayangnya kabar-kabar pejabat gemar membaca ini semakin menurun di masa sekarang. Entah karena mereka malu-malu memperlihatkannya ke publik atau memang mereka tidak gemar membaca. Kalau tidak ada ketertarikan ini bisa jadi lampu kuning untuk kita semua. Pasalnya jika pejabat saja tidak minat dengan buku  lalu bagaimana bisa mereka memberikan perhatian terkait permasalahan literasi yang terjadi di negeri ini?

Contohnya, jangankan memberi perhatian terhadap maraknya buku bajakan di era digital, sekelas permasalahan minat baca di Indonesia sangat rendah pun jangan-jangan mereka tak tahu? Apakah mereka juga tahu bahwa infrastruktur perpustakaan belum merata ke setiap daerah? 

Apakah mereka tahu bahwa ada anak di pulau lain iri dengan postingan-postingan saya yang kerap hilir mudik ke perpustakaan di daerah Jakarta yang tak hanya modern, lengkap tapi juga estetik, sementara di daerah mereka semua itu belum ada?

Atau jika kita bicara permasalahan yang lebih dekat dengan Bapak Ibu pejabat sekalian, apakah Bapak Ibu tahu warga Indonesia belakangan iri dengan warga Malaysia karena selain buku-buku di sana bebas pajak, pemerintahnya juga memberikan voucher buku gratis? Sementara Indonesia sendiri masih berkutit dengan permasalahan PPN buku sebesar 11% yang mencekik leher para pembeli buku yang tak kunjung usai itu!?

Ini semua soal kepekaan terhadap dunia buku dan bagaimana kepekaan itu tumbuh tak lain adalah dengan mendekatinya. Tak kenal maka tak sayang sementara cara terbaik mengenal buku adalah dengan membacanya.

Itu harapan kami para pecinta buku di negeri ini, bahwa para pejabat dan pemimpin punya perhatian terhadap buku-buku. Kami berharap bukan hanya lapar di perut saja yang pemerintah pikirkan tapi juga rasa haus kami akan ilmu pengetahuan.

Tidak rugi kalau mau memulai mengenali buku-buku Pak, Bu! Buku apapun itu, baik fiksi maupun non fiksi tak ada masalah. Semua baik dan semua bermanfaat. Banyak buku-buku fiksi yang bisa membuat kita mengenal sejarah dan menumbuhkan empati terhadap negeri sendiri begitupun buku-buku non fiksi yang semakin memperkaya pengetahuan dan mempertajam daya pikir.

Efek jauh dari seruan membaca ini tentunya adalah harapan akan munculnya kebijakan-kebijakan yang lebih tepat sasaran dan pro rakyat. Sementara itu yang saat ini masih terjadi adalah, jangankan soal kebijakan, pejabat bisa tidak melakukan tindakan-tindakan ceroboh yang bisa memicu amarah masyarakat saja sudah bagus.

Semua itu harus dimulai karena bagi seorang pejabat ini bukan lagi pilihan melainkan kebutuhan. Mari budayakan membaca tidak hanya untuk kalangan masyarakat tapi juga pejabat. Mungkin bisa dimulai dengan buku-buku yang ringan-ringan dulu atau buku dengan tema yang menarik perhatian Bapak dan Ibu sekalian.

Nantinya rasa senang dan nyaman lambat laun akan mengantarkan ke judul-judul lain yang lebih variatif. Begitu biasanya cara saya mengajarkan seorang kawan untuk mulai senang membaca! Seperti mengajari anak SD ya? Ya bagaimana lagi, wong Wapres kita saja terang-terangan berkata kalau tidak suka membaca buku, ya semua harus dimulai dari 0 tho? he.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun