Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Cerita Berburu Sepeda dari Depok hingga Jakarta

25 Juni 2020   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2020   18:26 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah hal ketiga yang saya lakukan, mengunjungi beberapa toko sebagai pembanding. Tidak semua toko mematok harga yang sama. Misalnya saja di toko ke dua sepeda Exotic 2026 MT yang sudah menggunakan rem hidrolik dipatok harga 3.8 sementara di toko ketiga malah ditawar 4.5.

Wow, rupanya permintaan pasar sedang tinggi-tingginya sehingga stock cepat habis sementara harga naik berkali-kali lipat. Sepeda yang biasanya berkisar 2 jutaan bisa menjadi 3 bahkan 4 jutaan.

Tentu saja saya tidak langsung membelinya. saya pun mencoba mencari tawaran harga paling rendah dengan berpindah ke beberapa toko lain.

Selain membandingkan harga, hal keempat yang saya lakukan adalah mencoba menjalin komunikasi dengan para pembeli lain. Kita bisa saling bertanya serta berbagi informasi mengenai harga, toko-toko yang sudah dikunjungi serta soal tawar menawar yang mereka sudah lakukan.

Berbekal dari informasi-informasi tersebut saya akhirnya berhasil menawar sepeda impian yang selain nyaman dipakai juga nyaman di kantong. Meski tergolong mahal dibanding hari biasa, tapi di masa di mana permintaan sepeda sedang tinggi-tingginya seperti sekarang, harga yang saya dapat bisa dibilang cukup miring.

Begitulah cerita saya berburu sepeda. Meski sedikit menguras keringat dan tenaga namun akhirnya puas karena berhasil membuat si abu-abu parkir di halaman rumah.

Dokpri/Irerosana
Dokpri/Irerosana

Tren seperti ini memang naik turun, mungkin beberapa bulan lagi para peminat sepeda dadakan perlahan-lahan mulai menghilang. Harga yang sudah naik berkali-kali lipat akan kembali seperti sedia kala. Saya rasa hal-hal semacam ini sudah biasa terjadi di negeri ini.

Ya sejauh tidak merugikan orang lain saya rasa semua itu sah-sah saja. Lantas, apakah saya tergolong penikmat dadakan ataukah bakal calon pecinta setia sepeda, saya pun tak tahu jawabnya. Tapi kenapa tidak kita nikmati saja keadaan yang ada, toh selain sehat kita juga tambah bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun