Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Cara Kita Menyikapi Pro dan Kontra Warung Buka Saat Ramadan

25 Mei 2018   22:46 Diperbarui: 25 Mei 2018   22:48 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perlunya toleransi antar sesama

Salah satu kunci sukses toleransi adalah dengan mengerti dan memahami bahwa bangsa kita beragam. Beragam di sini bukan hanya sekadar suku, bahasa dan agama saja tapi juga keadaan, situasi dan kondisi. Selain mereka yang non muslim masih ada golongan yang tidak berpuasa seperti contohnya ; ibu hamil dan menyusui, wanita haid, orang sakit, orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan lansia. Tentu kita semua ingin menjadi bangsa yang toleran bukan saja dengan mereka yang non muslim tapi juga dengan  sesama muslim yang sedang tidak menjalankan ibadah puasa.

Saling toleransi juga bisa diartikan sebagai saling menghargai antar satu sama lain. Mereka yang puasa menghargai yang tidak puasa, dan sebaliknya. Warung pun bertoleransi kepada yang tidak membeli alias yang sedang berpuasa dengan menutup sebagian warung menggunakan tirai.  Dengan saling toleransi kita tidak perlu berdebat apakah warung makan perlu dibuka atau ditutup saat ramadan.

Berfokus kepada ibadah puasa.

Inilah yang terpenting dari semua poin. Daripada kita berdebat dan menyalahkan satu sama lain soal warung, alangkah baiknya kita fokus saja kepada ibadah kita. Ibadah puasa itu berat lho, kalau hanya menahan lapar dan dahaga saja mungkin anak kecil pun bisa, tapi puasa lebih dari sekadar itu. Puasa adalah juga soal keikhlasan dan kesabaran yang mana keduanya tidak dapat diukur kadar nilainya, kecuali hanya oleh Allah Swt. Maka hendaklah kita selalu rendah diri.

Lapar, haus dan merasa ikhlas saja belum tentu diterima oleh Allah Swt, lalu kenapa kita harus mendebatkan soal warung dibuka atau ditutup? Lebih baik kita mengisi ramadan dengan hal-hal baik seperti terus memperbaiki diri, menambah jumlah bacaan Al-qur'an, melaksanakan salat tepat waktu dan banyak-banyak bersedekah. Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat buruk saat ramadan. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun