Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lemahnya Isu Minat Baca dan Upaya Kota Pontianak Menjaring Pembaca

14 Maret 2018   14:54 Diperbarui: 15 Maret 2018   07:50 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saya pernah membaca cerpen milik Eka Kurniawan yang berjudul Peter Pan. Ada kalimat yang sangat menggelitik sehubungan dengan perhatian terhadap buku :

Dalam pengakuannya, ia mencuri buku-buku dari perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di seluruh pelosok kota, dari toko-toko buku maupun dari toko loakan. Ia berkata bahwa mencuri buku merupakan tindakan terkutuk dan ia melakukannya dengan harapan bisa ditangkap sehingga ia akan tahu bahwa pemerintah memang mencintai buku dan benci para pencuri buku. Tapi dasar ia memang malang, ia tak juga ditangkap menskipun sudah ribuan buku ia curi.

Cerpen tersebut berusia 18 tahun tapi tantangan untuk meminta perhatian terhadap buku sampai dengan hari ini masih digaungkan banyak orang. Pemkot Pontianak hanya satu dari banyak pemerintah kota lain yang berupaya meningkatkan minat baca masyarakatnya. 

Namun, berat bila membebankan isu minat baca hanya kepada pemerintah, dan duta baca saja. Akan lebih baik bila semua pihak mulai menyadari dan saling mengingatkan alangkah menyenangkan dan pentingnya membaca buku.

Sebenarnya kita juga bisa lho jadi duta baca kecil-kecilan selingkup keluarga hingga lingkungan. Mulai dari mengenalkan buku bacaan dan menularkannya kepada keponakan, teman dekat, tetangga. Setahu saya, hal paling sederhana untuk mulai menyukai bacaan adalah memilih buku/ bacaan yang kita suka. Katakanlah kita suka otomotif, maka baca buku-buku tentang otomotif, atau kita suka memasak, mulai dari buku-buku yang bertema masakan.

Bicara soal menularkan, dulu sewaktu saya masih duduk di bangku SMP, pernah diejek teman-teman dekat dengan panggilan kutu buku karena seringnya bolak balik ke perpustakaan. Suatu kali saya mengajak mereka mengunjungi perpusda. Mereka menolak dengan banyak alasan. Ada yang bilang pusing kalau lihat buku, ada yang takut dikatai kutu buku, dan semacamnya.

Dengan sedikit pengertian, saya menjelaskan bahwa buku-buku yang ada di perpusda itu bermacam-macam, ada buku masakan, ada novel remaja, ada majalah bahkan komik pun ada, jadi tidak melulu soal bacaan berat. 

Mungkin dalam pandangan mereka perpustakaan selalu identik dengan buku pelajaran atau bacaan berat layaknya Perpus di sekolah kami. Dan benar, setelah mereka menginjakkan kaki di perpustakaan, mereka memutuskan untuk mendaftar karena ada buku yang menarik perhatian. Setelahnya, mereka sendiri yang bertanya kapan lagi ke perpustakaan?

Sampai saat ini pun saya perlahan-lahan menularkan hobi membaca kepada tetangga dan ibu-ibu muda sebaya saya. Selalu saja ada penolakan dengan banyak alasan. Kata mereka sudah bukan waktunya lagi membaca buku, karena harus mengurus anak, atau sudah pusing duluan dengan pekerjaan dan masalah rumah tangga yang menumpuk. 

Saya jelaskan kepada salah satu teman dekat bahwa buku bisa menjadi penghibur sekaligus teman. Novel misal, saat membacanya, rasanya seperti punya teman baru yang mengerti dan mendengar permasalahan kita. Setiap kata yang terangkai dalam novel adalah komunikasi dan kesepahaman antara si tokoh dan pembaca.

Sekarang, teman saya itu jadi lumayan suka membaca. Saat anak tidur siang atau malam ia akan mulai berimajinasi dengan buku-buku bacaan. Membaca novel membuatnya terhibur dan bersyukur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun