Mohon tunggu...
Tria Felle
Tria Felle Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Pelajaran di Balik Tangisan Para "Pejuang" Piala Dunia

23 Juni 2018   00:37 Diperbarui: 3 Juli 2018   01:25 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piala Dunia, sebuah turnamen sepak bola Internasional yang dilaksanakan empat tahun sekali ini kini sedang merajai seluruh isi media sosial. Piala Dunia yang ke-21 tahun ini berlangsung di Russia, dan tak pernah henti dibahas, yah namanya juga ajang 4 tahun sekali yaa, jadi semaraknya memenuhi seluruh dunia. Di tengah-tengah ramainya pembicaraan para pendukung yang mulai menjagokan negara-negara pilihannya, entah karena negara tersebut adalah negara sang pemain idola, atau mungkin negara yang di favoritkan, bahkan ada yang memakai alasan sejarah, hihi. 

Tidak ada yang salah, namun jika dilihat lagi hal-hal ini justru merujuk ke sesuatu yang negatif, misalnya menjatuhkan, memaki, menghina, dan bahkan melakukan taruhan. Selain itu kita dengan semangatnya melakukan konvoi-konvoi untuk mendukung negara tersebut, mendoakan mereka, dan masih banyak lagi yang kita, warga negara Indonesia lakukan untuk mereka. Pantaskah? Haruskah? Sebegitu berharganya kah? Pertanyaan ini mulai muncul perlahan.

kabarpapua.co
kabarpapua.co
antaranews.com
antaranews.com
Saat selesai menonton pertandingan Live Brazil Vs Costa Rica tadi Malam yangwalaupun tanpa ada kacang garuda karna katanya kan Jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda wkwkwk, tapi tidak mengurangi semangat karena pertandingan kali ini memberikan kemenangan bagi Brazil dengan skor akhir 2-0, saya yang sempat terlalu bersemangat karena kemenangan ini mulai terdiam saat melihat tangis pemain kesukaan saya, Neymar,  di ujung pertandingan dan juga para pemain Costa Rica yang seperti kehilangan daya. Di saat memperhatikan dengan cukup lama, saya lalu tersenyum dan berterima kasih karena sudah mengajari saya satu hal ini. 

Mereka, para pemain bola yang tengah berjuang di Piala Dunia itu sangat mencintai negara mereka. Neymar  yang meneteskan air matanya karna berhasil mencetak gol di menit-menit terakhir pertandingan, dan para pemain Costa Rica yang menangis karena gagal mememenangkan pertandingan itu seperti sebuah tamparan bagi kita yang bahkan tidak melakukan apa-apa bagi negara kita dan dengan bangganya menaikkan bendera negara lain dan mendukung mereka dengan penuh semangat. 

Mereka, para pemain bola yang bisa membela negara mereka di Piala Dunia itu menganggapnya sebagai sebuah kehormatan, walaupun mereka bahkan mungkin bukan negara yang difavoritkan dalam laga ini. Namun, kita malah sibuk memamerkan nama negara lain di seluruh akun media sosial. Bahkan, saat ada yang menjelek-jelekkan tim favorit kita, kita dengan tangguhnya beradu mulut mempertahankan nama negara tersebut. 

Namun, untuk menaikkan satu saja kiriman bahwa kamu bangga menjadi warga negara ini tidak pernah. Mungkin memang karena ini adalah laga sepak bola, jadi yang harusnya dipermasalahkan adalah hebat bermain bolanya. Katanya, Ini soal bola, jangan bawa-bawa cinta negara, beda tema. Ada juga yang bilang Ini empat tahun sekali, jadi kalau tidak dirayakan, rugi. 

Namun, bukankah miris sekali saat kita berada di atas tanah Ibu Pertiwi ini kita menjadi begitu cinta akan negara lain? Bukankah sayang sekali, dengan berpijak di atas tanah Ibu Pertiwi ini, kita malah berdiri dan menaikkan bendera negara lain dengan bangganya? 

forum.lowyat.net
forum.lowyat.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun