Mohon tunggu...
Ni Kadek Angelina Devita Sari
Ni Kadek Angelina Devita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya senang menjelajahi tempat baru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Brahma Widya

13 Juni 2025   09:20 Diperbarui: 13 Juni 2025   09:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Pengertian Ajaran Brahma Widya

Brahma Widya atau Brahma Tattwa adalah pengetahuan tentang Tuhan (Theologi) dalam Veda memiliki penggambaran yang jelas. Dalam Upaniad, Hyang Widhi disebut sebagai Brahman yang memiliki sifat Saguna dan Nirguna. Imanen dan Transendent. Sebagai Saguna, Tuhan disebutkan dalam berbagai nama dan rupa. Sedangkan Nirguna, Tuhan disebutkan tidak berwujud disebut dengan Acintyarpa yang dalam bahasa Jawa Kuno dinyatakan sebagai Tan Kagrahita dening manah mwang indriya (tidak terjangkau oleh akal dan indra manusia). Menurut susastra Brahmtra, Vedantasutra atau Vedntasstra, Maharsi Wyasa menjelaskan Hyang Widhi sebagai Janmdyasya yata (1.1.2) yang artinya Brahman adalah asal mula dari semesta raya. Namun demikian, Upaniad juga mempertegas bahwa Hyang Widhi tidak memiliki definisi yang tepat disebut sebagai neti-neti (bukan ini, bukan ini).

B. Konsep Penting Ketuhanan Dalam Agama Hindu

Dalam memahami arti tentang dan mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan, seorang penganut atau penghayat akan dapat pencerahan bagaimana cara memuja-Nya dengan mengurangi sedikit kesalahan-kesalahan. Memahami tentang Tuhan kita juga harus berkonsentrasi terhadap pikiran, pikiran harus fokus memikirkan tentang Tuhan baik itu melalui luar daya jangkau atau pikiran manusia (Nirguna Brahma) maupun melalui posisi yang bisa dijangkau oleh manusia (Saguna Brahma). Dalam kategori pandangan, konsep Brahma Widya dapat dipandang sebagai berikut:

1. Animisme: Pandangan bahwa semua alam semesta ini mempunyai Roh/Jiwa (Roh adalah wujud tak kasat mata atau nonfisik yang hidup abadi di alam semesta) dari sifat abadi tersebut diyakini bahwa roh pendahulu diyakini membimbing mengarahkan keturunannya menuju kebahagiaan hidup.

2. Dynamisme: Pandangan bahwa adanya roh-roh suci, benda, dan tempat sakral yang berarti di dunia ini semua memiliki kekuatan (kekuatan alam), dari keyakinan tersebut timbulnya gerakan menjaga tempat-tempat sakral di suatu daerah.

3. Polytheisme: Pandangan tentang banyaknya Tuhan, dan Tuhan tersebut mempunyai sifat-sifat tersendiri, jika ingin memuja Tuhan ini maka harus berpindah tempat sesuai yang diyakininya. Max Muller (pemimpin missionaris Jerman), karena kebingungannya memahami konsep kitab suci Rg.Weda, ia memodelkan ajaran tersebut dengan Kanthenoism.

4. Monotheisme: Pandangan mengenai adanya satu Tuhan saja, monotheisme terdapat 2 macam yakni :

a. Monotheisme Absolut yang bersalah satu bercirikan Tuhan berwujud tunggal dan bersifat personal serta memiliki jenis kelamin Laki-Laki, memiliki tempat sendiri yaitu sorga, tidak boleh dipuja sebagai saudara atau adik melainkan harus di paling tua'kan.

b. Monotheisme non-Absolut yang bersalah satu bercirikan Tuhan berwujud tunggal tetapi boleh dipuja dalam banyak nama serta boleh diposisikan sebagai keluarga baik itu ayah atau ibu, Tuhan yang tunggal memiliki berbagai manifestasi dan perwujudan, tidak menentukan segalanya melainkan menentukan beberapa takdir seperti umur makhluk hidup dan bahkan planet.

5. Pantheisme: Konsep Ketuhanan yang menyatakan bahwa jiwa atau roh dalam makhluk hidup dapat kembali ke penciptanya(Tuhan), selain itu. Tuhan dapat mengambil perwujudan dalam berbagai bentuk duniawi, seperti manusia, manusia setengah hewan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Umumnya perwujudannya yang diambil Tuhan yakni :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun