Mohon tunggu...
Pande Kadek Dinar Narayanthi
Pande Kadek Dinar Narayanthi Mohon Tunggu... Mahasiswa Kimia di Universitas Pendidikan Ganesha

Saya adalah mahasiswa semester 1 program studi kimia di Universitas Pendidikan Ganesha. Saya tertarik pada bidang sains, dan ingin belajar lebih dalam tentang ilmu Kimia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangga Beragama Hindu, Sebagai Identitas Diri dan Fondasi dalam Kehidupan Bermasyarakat

7 September 2025   09:09 Diperbarui: 7 September 2025   09:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Bali yang Bekerja Sama Dalam Menyait Banten (Sumber: https://www.kintamani.id/5-aktivitas-ibadah-masyarakat-hindu-bali-sehari-hari/#google_vigne

Oleh : Pande Kadek Dinar Narayanthi

Agama Hindu merupakan salah satu agama tertua yang ada di dunia, dan memiliki ajaran ajaran yang bersifat universal. Meskipun berusia sangat tua, ajaran ajaran Agama Hindu masih sangat relevan dengan perkembangan kehidupan manusia. Dengan sifatnya yang universal, Agama Hindu dapat selamanya tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan umat manusia. Di Indonesia, khususnya di Bali, Agama Hindu bukan hanya sekedar kepercayaan, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi, kebudayaan, dan identitas sosial yang sudah bertumbuh sejak lama di masyarakat. Sebagai umat beragama yang diwarisi oleh leluhur, yaitu Agama Hindu, yang menjadi penuntun dalam melaksanakan segala aktivitas kehidupan, yang menjadi penuntun dalam berfikir, bersikap, dan berbicara, sudah seharusnya kita bangga dan menjalankan konsep konsep beragama agar kita tidak cepat terpengaruh oleh ajaran lain, yang bisa menyesatkan perjalanan hidup kita sebagai manusia.

Agama Hindu memberikan pedoman hidup sesuai ajaran Dharma, yang berfokus pada keseimbangan dan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan dengan alam semesta. Keseimbangan dan keharmonisan ini bisa dicapai dengan langkah awal yaitu menerapkan nilai-nilai ajaran Agama Hindu yang sudah lama ada dalam masyarakat. Sebelum itu, tentunya kita harus menumbuhkan rasa bangga beragama Hindu, karena dari rasa bangga tersebut kita akan membentuk identitas dan jati diri yang kuat.

Identitas diri sebagai umat Hindu tercermin dalam pola pikir, perkataan, dan prilaku atau perbuatan yang kita perbuat setiap harinya. Hal ini sejalan dengan konsep Tri Kaya Parisudha, yang merupakan salah satu kerangka dasar ajaran Dharma dalam Agama Hindu, yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai kebahagiaan secara lahir dan batin. Dalam bahasa Sanskerta, Tri artinya tiga, Kaya artinya perbuatan/tingkah laku, dan Parisudha artinya yang disucikan. Dengan demikian, Tri Kaya Parisudha adalah tiga perbuatan atau tingkah laku yang disucikan, yang harus dimiliki oleh setiap manusia khususnya umat Hindu.

Ajaran Tri Kaya Parisudha menitikberatkan pengendalian 3 hal dalam diri, yaitu pengendalian pikiran, perkataan, dan perbuatan. Pengendalian pikiran adalah pengendalian yang paling penting, karena keseluruhan yang akan kita lakukan berpusat dari pikiran. Pengendalian pikiran dalam Tri Kaya Parisudha disebut dengan Manacika Parisudha, yang artinya cara berpikir yang baik, benar dan suci, Setiap perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia tentu akan dipikirkan terlebih dulu. Apabila pikiran kita baik dan positif, maka manusia juga bisa menghasilkan perilaku yang baik dan memiliki optimisme dalam menjalankan kesehariannya. Sedangkan manusia yang memiliki pikiran negatif, maka ia cenderung memandang hidup dengan buruk. Oleh karena itu, manusia diharapkan selalu berpikiran yang baik dan optimis tanpa prasangka buruk agar mendapati kebahagiaan dan kejayaan lahir batin. Pengendalian diri kedua dalam Tri kaya Parisudha adalah pengendalian perkataan yang disebut dengan Wacika Parisudha. Wacika Parisudha adalah berkata atau berbicara yang benar dan baik. Setiap manusia harus senantiasa berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan, perkataan yang diucapkan bisa dianggap baik atau buruk tergantung yang mengartikannya, misalnya adalah perkataan jujur namun menyakitkan perasaan orang lain. Apa yang kita katakan juga harus mengandung hal-hal yang benar dan tidak diperkenankan untuk berbohong agar senantiasa dipandang baik dan dipercaya oleh orang lain. Pengendalian diri dalam Tri Kaya Parisudha yang terakhir adalah pengendalian prilaku yang disebut Kayika Parisudha. Kayika Parisudha adalah berprilaku dan bertindak baik serta melalukan hal yang benar, saling menolong dan membantu sesama, tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum seperti mencuri, mengonsumsi minuman keras, memukul orang lain ataupun membunuh merupakan bentuk penerapan dari Kayika Parisudha.

Nilai nilai yang terkandung dalam Tri Kaya Parisudha dapat membentuk karakter dan jati diri seseorang dengan baik. Seseorang yang menumbuhkan ajaran Tri Kaya Parisudha dalam dirinya akan memiliki karakter yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh dengan kasih sayang. Ajaran Tri Kaya Parisudha juga membantu seseorang membangun kehidupan yang damai dan penuh toleransi dalam masyarakat, sehingga komunikasi dan hubungan baik dalam masyarakat akan terbentuk.

Membangun hubungan baik dalam masyarakat termasuk salah satu cara untuk menciptakan keharmonisan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesama. Menciptakan keharmonisan yang baik dengan masyarakat akan menghasilkan energi positif yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan. Hal ini sesuai dengan ajaran Beragama Hindu yaitu Tri Hita Karana. Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanskerta yaitu "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang artinya keseimbangan dan sejahtera dan "Karana" yang artinya penyebab. Jadi, Tri Hita Karana adalah tiga cara menjaga keseimbangan yang menjadi penyebab dari kebahagiaan dan kesejahteraan. Pertama yaitu Parahyangan, berasal dari kata para (tertinggi) dan hyang (Beliau) yang artinya Tuhan. Parahyangan berarti hal hal yang berkaitan dengan keagamaan dengan tujuan menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Rasa Bhakti terhadap Tuhan bisa diwujudkan dengan Sradha dan menghaturkan yadnya dan persembahyangan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu, puji pujian, doa berserah diri, rasa rendah hati dan rela berkorban untuk kebajikan juga termasuk salah satu penerapan dari Parahyangan. Bagian Tri Hita Karana yang kedua yaitu Pawongan. Pawongan berasal dari kata wong yang artinya orang, maka pawongan adalah cara menjaga keharmonisan dan keselarasan hubungan dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan bantuan orang lain. Hubungan antar manusia diatur dengan dasar saling asah, asih, dan asuh yang artinya saling menghargai, saling mengasihi dan saling membimbing. Hubungan manusia dengan sesama hendaknya dapat menciptakan suasana yang rukun, harmonis, serta ikut serta membantu sesama dengan hati yang tulus dan penuh kasih sayang. Suasana yang rukun ini akan menciptakan keamanan dan kedamaian lahir batin dalam masyarakat. Selain menjaga keharmonisan dengan Tuhan dan sesama manusia, lingkungan juga menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Menjaga keseimbangan dan keselarasan hubungan dengan lingkungan ini disebut dengan palemahan. Palemahan berasal dari kata lemah yang artinya tanah, palemahan juga berarti bhuwana atau alam. Lingkungan adalah salah satu anugrah yang harus selalu dijaga dan dipelihara kebersihannya. Lingkungan juga tidak boleh dirusak atau dikotori karena telah memberikan banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Makanan yang kita makan sehari hari, pakaian yang kita pakai, dan tempat tinggal untuk berteduh, semuanya berasal dari alam. Hutan tidak boleh ditebang sembarangan, binatang tidak boleh diburu seenaknya, agar tercipta keseimbangan dan kebahagiaan lahir batin untuk manusia dan juga alam semesta.

Jika diperhatikan, ajaran Tri Kaya Parisudha dan Tri Hita Karana memiliki keterkaitan yang erat dalam membentuk kepribadian. Tri Kaya Parisudha menekankan cara pengendalian diri agar hubungan dengan sesama dan masyarakat menjadi terjaga. Nilai nilai ini tidak hanya berdampak pada masyarakat dan keharmonisan sosial, tetapi juga untuk diri sendiri. Mencintai dan menghormati orang lain juga berarti mencintai diri sendiri seutuhnya, karena kita baru bisa menghargai orang lain setelah kita menghargai diri sendiri. Seperti pernyataan "Aku adalah kamu, kamu adalah aku" dalam ajaran Tat Twam Asi, yang berarti jika aku menyakiti kamu, maka sama saja artinya dengan menyakiti diriku sendiri.

Ajaran ajaran dalam Agama Hindu seperti Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan Tat Twam Asi mengajarkan kita untuk selalu menghargai segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Menghargai Tuhan, diri kita sendiri, menghargai orang lain, maupun alam semesta. Ajaran Agama Hindu memiliki nilai yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat, seperti ajaran Tri Kaya Parisudha dan ajaran Pawongan dalam Tri Hita Karana. Kita seharusnya bangga menjadi bagian dari ajaran Dharma yang luhur, karena melalui rasa bangga tersebut kita dapat membentuk identitas dan jati diri sebagai manusia. Kebanggan ini akan menuntun kita untuk dapat terus berpegang pada ajaran ajaran suci dalam kehidupan sehari hari. Bangga beragama Hindu bukan hanya sekadar pengakuan, melainkan pembuktian nyata dengan menerapkan ajaran ajaran yang selaras dengan ajaran Dharma. Dengan rasa bangga itu, umat Hindu dapat berdiri tegak di tengah era globalisasi, dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh budaya luar. Tetap menjadi pribadi yang berkarakter dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun