Mohon tunggu...
SHALZA REGITA MAYANGSARI
SHALZA REGITA MAYANGSARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Covid-19 pada Pertanian di Indonesia

7 Desember 2021   18:41 Diperbarui: 7 Desember 2021   18:43 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh adanya virus SARS. Mayoritas orang yang terkena virus COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Namun ada juga sebagian orang yang mengalami gejala atau sakit yang parah dan memerlukan penanganan medis. Virus ini menyebar dari hidung mulut orang yang terinfeksi melalui perantara partikel cairan saat orang tersebut berbicara, bernapas, bersin, batuk, dll. Orang lain dapat tertular ketika menghirup udara yang mengandung virus apabila berada di sekitar orang yang terinfeksi COVID-19. Orang lain juga dapat tertular apabila menyentuh hidung, mulut, atau mata setelah menyentuh benda yang terkontaminasi oleh virus. Virus akan lebih mudah menyebar di dalam ruangan dan di tempat yang ramai.

Dampak umum yang ditimbulkan pada pandemi covid-19 pada pertanian cukup banyak.Namun,contoh umumnya seperti pengiriman bahan" yang dibutuhkan untuk pertanian menjadi sulit karena terhambat oleh pandemi ini.Kemudian adapun dampak negatif seperti perekonomian pada pertanian menjadi sulit karena pandemi covid-19 ini.

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup, ketahanan pangan masyarakat, dan perekonomian nasional. Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia termasuk Indonesia memberi dampak yang merugikan dalam berbagai hal, salah satunya pada sektor pertanian. Walaupun sektor pertanian lebih stabil dibandingkan dengan sektor lain, tetapi tetap memberikan efek khususnya pada usaha tani. Usaha tani menjadi terhambat karena tertutupnya jalur pengiriman dan pemasaran. 

Salah satu contoh kasus yang terjadi di perbatasan Kalimantan Barat dengan Sarawak, Malaysia. Salah satu desa yang terdapat di Kalimantan Barat yaitu Desa Jagoi yang terletak di Kabupaten Bengkayang. Banyak penduduk dari desa tersebut yang berprofesi sebagai pelaku usaha tani. Biasanya mereka akan menjual usaha tani tersebut dengan cara ekspor tidak resmi ke Desa Sarawak, Malaysia karena tidak melalui prosedur resmi perdagangan internasional. Namun karena munculnya pandemic Covid-19 membuat penjual dari Desa Jagoi tidak bisa menjual dagangannya ke Desa Sarawak.

Hingga saat ini, penyebaran COVID-19 di Indonesia masih menjadi masalah besar. Situasi Covid-19 telah menghambat pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor pertanian. Dampak yang dihasilkan akan mempengaruhi penurunan harga hasil panen, dan dengan demikian mempengaruhi total pendapatan petani. Besar kecilnya pendapatan ini pasti akan menentukan jenis dan pola makanan yang dikonsumsi petani. Namun, sektor pertanian harus terus memproduksi pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang berjuang untuk menstabilkan kondisi pertanian. Petani bekerja keras untuk berproduksi dengan cara yang terbaik meski ada pasang surut, ini untuk menjaga ketahanan pangan bagi semua.

Tentu saja, ketika menghadapi krisis yang disebabkan oleh COVID-19, perlu diambil strategi untuk menjaga persediaan pangan. Pemerintah di sini juga adil dalam menangani masalah ini. Di sini, pemerintah memberikan strategi yang mengharuskan Indonesia memenuhi seluruh kebutuhan pangan dalam negeri. Oleh karena itu, pertama-tama perlu memberikan arahan untuk meningkatkan produksi nasional dan menguntungkan petani berbasis pertanian rakyat. Untuk itu, pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang besar untuk benih atau bibit, proyek padat karya, stok pangan dan stabilitas harga, serta distribusi dan transportasi pangan. Pemerintah akan menggunakan redistribusi anggaran untuk meningkatkan produktivitas pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pandemi yang disebabkan oleh covid-19 ini berdampak cukup signifikan pada sektor pertanian. Namun sektor pertanian merupakan sektor penting dimana produksi bahan makanan dijalankan. Maka dari itu meskipun dalam keadaan pandemi seperti ini sektor pertanian harus tetap di maksimalkan hasilnya demi tercukupinya kebutuhan pangan di Indonesia dan dapat mensejahterakan petani lokal. Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Apalagi aktivitas produksi di sektor pertanian dilakukan di luar ruangan dengan ruang terbuka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun