Mohon tunggu...
3230022043 echa laili mufidah
3230022043 echa laili mufidah Mohon Tunggu... MAHASISWA

Sukses Dunia dan Akhirat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja Terancam Judi Online, Program Edukatif Ini Bantu Melawan Bahaya Digital

21 Juni 2025   15:07 Diperbarui: 21 Juni 2025   15:14 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Doc.Pribadi - Foto Bersama Siswa SMP Insan Cendekia Mandiri Sidoarjo

Oleh: Tim Pengabdian Masyarakat dan Kuliah Kerja Nyata Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Tahun 2025

Maraknya judi online kini bukan hanya ancaman di kalangan masyarakat umum, tetapi juga telah menyusup hingga ke dunia pendidikan. Remaja, khususnya pelajar, menjadi kelompok rentan karena berada dalam masa pencarian jati diri dan memiliki akses yang semakin mudah terhadap internet. Menyikapi fenomena ini, sejumlah dosen dan mahasiswa dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menginisiasi sebuah program pengabdian Masyarakat dan kuliah kerja nyata yang mengedepankan pendekatan edukatif dan karakter dalam menanggulangi bahaya judi online.

Program bertajuk "Membendung Gelombang Judi Online di Kalangan Remaja" ini dilaksanakan dengan melibatkan dosen, guru, mahasiswa, hingga siswa. Tidak sekadar ceramah biasa, program ini menerapkan metode interaktif dan partisipatif yang menyentuh langsung kehidupan remaja.

"Judi online kini sangat mudah diakses bahkan lewat aplikasi game dan media sosial. Ini bukan sekadar masalah hukum, tapi juga menyangkut aspek psikologis dan sosial anak-anak kita," ujar Dr. Dwi Novitasari, SE., MM, salah satu dosen pembimbing lapangan (DPL).

Sumber : Doc.Pribadi - Pelaksanaan Program Edukatif Sosialisasi di SMP Insan Cendekia Mandiri Sidoarjo
Sumber : Doc.Pribadi - Pelaksanaan Program Edukatif Sosialisasi di SMP Insan Cendekia Mandiri Sidoarjo

Melalui sosialisasi, pelatihan keterampilan hidup, pembentukan kelompok sebaya, hingga layanan konseling, para peserta yang mayoritas adalah siswa sekolah menengah pertama dilatih untuk mengenali, menolak, dan melawan pengaruh judi online. Tidak hanya itu, mereka juga belajar bagaimana membuat keputusan yang sehat dan membangun komunitas pendukung sesama teman.

Hasilnya cukup mencengangkan. Dari hasil evaluasi, sebanyak 90% mengaku kini lebih memahami risiko judi online, mampu menjelaskan cara kerja situs judi, dan merasa lebih siap menghadapi ajakan negatif dari lingkungan. Bahkan, terbentuk pula komunitas siswa peduli anti-judi online yang kini aktif berkampanye lewat media sosial sekolah.

"Dulu saya tidak tahu kalau game bisa jadi pintu masuk ke judi online. Sekarang saya tahu cara menolak dan mengajak teman lain untuk berhati-hati," ungkap salah satu siswa peserta program.

Program ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis edukasi karakter lebih efektif daripada sekadar hukuman atau larangan. Dengan melibatkan semua pihak sekolah, orang tua, dan Masyarakat upaya pencegahan judi online menjadi lebih kuat dan berkelanjutan.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) berharap model seperti ini bisa diterapkan secara luas di berbagai sekolah dan pesantren. "Kami berharap pemerintah dan institusi pendidikan memberikan dukungan agar kegiatan ini bisa menjadi gerakan nasional. Anak-anak kita adalah masa depan bangsa. Kita tidak boleh membiarkan mereka tenggelam dalam arus judi digital," tegas Dwi Novitasari, SE., MM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun