Mohon tunggu...
Pendekar Sakti
Pendekar Sakti Mohon Tunggu... profesional -

Kaum yang ngakunya Liberal Sekuler ternyata Pengecut. Hanya berani berkoar2 dimedia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ibu Susi atau Pakar ITB yang "Ngaco"?

28 Oktober 2014   05:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:29 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merekalah yang paling merasakan efek.. sumber:suarakendari.com

[caption id="" align="aligncenter" width="477" caption="Merekalah yang paling merasakan efek.. sumber:suarakendari.com"][/caption] Hari ini kompas bahkan berbagai media merilis tentang bermacam berita masih seputar menteri kabinet kerja, dibawah presiden Jokowi-JK. Dari beberapa berita, tersebutlah Menteri Perikanan dan Kelauatun Puji Astuti yang menjadi menteri paling banyak diperbincangkan. Mulai dari merokok, gaya koboy, tomboy, bertato.. ah macamlah pokoknya. Namun, diatara beberapa berita tentang ibu susi, maka ada satu berita menarik yang menjadi perhatian saya. Yaitu tentang komentar dosen ilmu kelautan dari ITB, Bandung. Hampir semua orang sepakat, bahwa untuk Indonesia khususnya bidang teknologi, maka ITB adalah nomor satu. Kita akui. jika kampusnya nomor sat su.. tentu saja banyak SDM SDM berkualitas disana. salah satu SDM itu ialah dosen. Jadi, ketika ramai-ramai yang jadi pengamat saat pelantikan menteri Kabinet Kerja Jokowi, maka sangatlah wajar jika media-media meminta komentar dari beberapa pakar dari universitas. Salah satunya adalah pakar kelautan dari ITB. berikut saya kutip reales kompas hari ini tentang pengangkatan Ibu susi menjadi Menteri kabinet Jokowi. "Pakar ilmu kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin, mengatakan, posisi-posisi menteri strategis yang terkait pengembangan kemaritiman dalam Kabinet Kerja Jokowi diisi oleh orang yang tidak tepat. "Ngaco mengangkat Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Sukses menjadi pengusaha ikan bukan berarti bisa memimpin KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)," ungkap Muslim kepadaKompas.com, Senin (27/10/2014). Muslim mempertanyakan apakah Susi paham mengenai teknologi kelautan, marine products economics,coastal processes, danunderwater technology. Menurut Muslim, kepakaran Susi hanyalah tentang penangkapan dan penjualan ikan. "Kelautan bukan hanya urusan ikan," katanya. "Pengangkatan Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menandakan Jokowi tidak paham laut. Cita-cita dia, Indonesia jadi poros maritim dunia, tidak akan tercapai," imbuh Muslim Bagaimana menurut anda tentang komentar pakar tersebut? Kalau menurut saya, mungkin sang pakar sedikit sombong.. merasa diri mempunyai gelar tinggi, sekolah luar negeri dan menjadi dosen ITB.dan merasa diri lebih hebat? kalaupun mau kritik, jangan sampai begitulah.. Ketika ibu susi membangun bisnisnya berbasis pesawat perintis dia juga tdk mengerti tentang pesawat, apalagi menjadi pilot. yang dia tau bagaimana menggunakan pesawat sebagai alat untuk memudahkan bisnisnya dan juga untuk hajat hidup orang banyak di pedalaman. Sang pakar juga lupa, kalau tugas menteri itu bukanlah melakukan penelitian tentang jenis-jenis air laut atau jenis-jenis ikan, tapi bagaimana memanfaatkan sumberdaya laut untuk kemakmuran bangsa. dan jangan lupa juga, kalau kabinet kali ini dinamakan kabinet kerja? karena ya bekerja membantu presiden. kalau tugasnya mengajar dan meneliti, ya.. semua yang jadi menteri adalah orang kampus :) Jadi, kepada ibu susi tetap saya ingin memberi kritik terutama tentang merokok.. dan kalau bisa, jika memang muslimah. tutuplah aurat anda  :). itu secara personal, secara profesional.. ya itu kembali pada anda dalam bekerja. [caption id="" align="alignnone" width="620" caption="ada komentar? *"]

ada komentar? *
ada komentar? *
[/caption] *sumber, tempo.co sumber berita klik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun