Mohon tunggu...
widyapwkuniversitasjember
widyapwkuniversitasjember Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Solar yang Langka nan Mahal dan Nasib Nelayan Tuban

7 September 2022   21:10 Diperbarui: 9 September 2022   08:10 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nelayan (KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO)

Kenaikan bahan bakar minyak ini tidak hanya berdampak pada nelayan, tetapi juga para masyarakat yang sehari-harinya mengonsumsi hasil laut sebagai lauk pauk utama, hal ini dikarenakan jika harga bahan bakar meningkat secara otomatis harga hasil laut juga akan meningkat.

Pada hari Sabtu 3 September 2022 merupakan hari yang sangat menakjubkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pemerintah tiba-tiba mengumumkan kenaikan biaya Bahan Bakar Minyak atau BBM pertalite, solar, dan pertamax dengan tingkat perubahan biaya dari 16% menjadi 32%.

Harga Bahan Bahan Minyak tersebut masing-masing yakni untuk subsidi Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, BBM subsidi solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan BBM non-subsidi Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Pilihan Pemerintah untuk menaikkan biaya bahan bakar pada dasarnya mempengaruhi kehidupan individu. Biaya kebutuhan tertentu, baik barang maupun jasa mengalami kenaikan.

Dengan adanya kenaikan harga Bahan Bahan Minyak ini, Pemerintah mengakui hal tersebut bisa memasang kenaikan inflasi. Hal itu tentu berdampak kepada meningkatnya kemiskinan. Tetapi kenaikan inflasi diprediksi hanya sementara.

Alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena disebabkan oleh semakin besarnya beban subsidi dan ketidaktepatan sasaran pemberian subsidi BBM barangkali perlu ditinjau kembali. Jika pemerintah melihat subsidi sebagai sebuah beban, maka tentunya hal ini memang akan terasa memberatkan.

Tetapi jika subsidi dipandang sebagai bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka subsidi tidak akan lagi menjadi sebagai sebuah beban bagi pemerintah.

Salah satu bukti kesuksesan Pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi masyarakat adalah menyediakan harga BBM yang ramah di kantong akan menjadi sebaliknya, ketika pemerintah justru melihat tunjangan sebagai sebuah beban yang memberatkan perekonomian negara, maka pemerintah akan berusaha untuk menekan pengucuran subsidi sekecil mungkin.

Di sisi lain alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM juga bisa jadi menjadi upaya pemerintah untuk membatasi masyarakat dalam menikmati keberhasilan kerja pemerintah dalam bidang ekonomi. Padahal dengan semakin banyak masyarakat yang menikmati subsidi BBM, maka kesuksesan pemerintah dalam bidang ekonomi akan lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan masyarakat.

Keputusan pemerintah untuk menaikkan BBM ini menyebabkan kelangkaan solar sehingga berimbas pada nasib nelayan disejumlah tempat di Jawa Timur, salah satunya nelayan di Kabupaten Tuban.

Akibatnya, para nelayan di Kota Wali itu kini memilih tak melaut, karena kelangkaan solar tersebut. Dengan terjadinya kelangkaan solar yang dalam banyak kasus digunakan untuk bahan bakar perahu para nelayan untuk melaut saat ini mengalami berbagai kekurangan. Kelangkaan bahan bakar perahu terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Tuban, khususnya daerah yang mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun