Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Ulurkan Tangan" bersama "Lifechanger Concert" Allianz Peduli

8 Maret 2019   22:35 Diperbarui: 8 Maret 2019   22:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara Geografis posisi negara Indonesia memang sangat strategis, namun di balik itu semua secara geologi letak negara kita sangat rentan akan terjadi nya bencana.

Karena memang letak kepulauan Indonesia berada pada pertemuan titik lempeng tektonik, yaitu dua lempeng benua, lempeng Eurasia (lempeng Sunda) dan lempeng Australia (paparan Sahul) dan juga terletak diantara lempeng samudra, lempeng laut Filipina dan lempeng Pasifik subduksi lempeng samudra Hindia dibawah lempeng benua Eurasia membentuk busur vulkanik di Indonesia bagian barat yang merupakan daerah paling aktif secara seismik di planet ini dengan sejarah panjang letusan kuat dan gempa bumi. (Geologi Indonesia-wikipedia.org)

Dengan letak geologi yang seperti itu membuat Indonesia harus sadar betul akan kondisi geologis nya, serta tanggap akan segala bentuk keadaan yang sewaktu-waktu bisa mengancam keberadaan lingkungan sekitar sekalipun kita tidak menginginkan akan datang nya sebuah bencana dan musibah.

Tanggap, sadar serta peduli terhadap berbagai bencana dan pengetahuan bencana sangat perlu untuk senantiasa dibina dari setiap elemen masyarakat sehingga tidak selalu tertumpu pada aksi dan gerakan yang digalang oleh pemerintah semata. Karena pada dasar nya kita adalah keluarga bersaudara satu sama lain dan sepenanggungan.

Begitu juga dengan bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah belum lama ini, pada 28 September 2018 lalu yang menyisakan banyak kerusakan. Baik itu bangunan rumah, infrastruktur dan berbagai kerusakan lain serta trauma physikologis yang masih membutuhkan penanganan dan penyelesaian secara berkesinambungan sekalipun masa tanggap bencana sudah dianggap selesai oleh badan terkait, yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Infografis data bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah ( Dok. depkes.go.id)
Infografis data bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah ( Dok. depkes.go.id)
Tak luput juga dengan gempa bumi yang terjadi di pulau Lombok, Nusa Tenggara Timur sebelum nya, pada 29 Juli 2018 lalu juga masih memerlukan penanganan recovery yang menyeluruh untuk bisa memulihkan pada keadaan normal kembali seperti sebelum terjadi nya masa bencana.

Menurut data yang dihimpun dari BNPB, gempa Lombok tercatat korban meninggal sebanyak 515 orang dan sebanyak 431.416 orang mengalami luka-luka serta rumah dan bangunan rusak sebanyak 76.765 buah.

Mereka semua masih membutuhkan uluran tangan dari kita, karena memang begitu banyak kerusakan yang terjadi, untuk berbenah membangun kembali serta menata hidup kembali, menjadi hidup yang lebih baik lagi.

Sebuah recovery bencana membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan penanganan dan penyelesaian yang tidak sebatas pada pencarian korban hilang, meninggal ataupun luka-luka atas reruntuhan maupun longsoran serta timpaan material dari akibat gempa yang terjadi.

Melainkan ada tahapan-tahapan penting untuk menyelesaikan dari masalah-masalah terdampak yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Seperti pembangunan rumah-rumah tinggal kembali beserta infrastruktur lain dan masa pemulihan secara mental physikologis.

Karena rumah-rumah yang hancur, begitu juga dengan harta benda yang hilang karena bencana sebelum nya tidak bisa muncul dan berdiri kembali dengan sendiri nya, melainkan harus dibangun kembali melalui proses recovery secara gotong royong dan terpadu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun