Mohon tunggu...
Tukiran ,
Tukiran , Mohon Tunggu... wiraswasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup itu enak banget. Suka gudeg, pecel dan rendang. Hobi ngeblog biar gak goblok. Hobi belajar biar gak kurang ajar. There is Always Something To Be Thankfull

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Doyan "Nyinyir" Siap-siap Jadi Manusia Hina

29 Oktober 2014   14:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:19 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wabah penyakit "nyinyir" sekarang sudah benar-benar memprihatinkan di Indonesia. Mulai dari anak-anak sampai orang-orang bertitel pun tak ketinggalan melakukan tabiat "nyinyir" ini. Padahal penyakit yang satu ini bisa membawa seseorang ke "JURANG KEBINASAAN".

Jika kita telusuri secara mendalam baik dalam al kitab maupun dalam Al Qur'an sebenarnya orang-orang yang "nyinyir" sudah ada sejak dahulu. Mereka yang "nyinyir" adalah tipe manusia atau pribadi yang "ngeyel" diajak ke arah kebaikan, doyan melihat keburukan orang, suka membicarakan aib orang dan merasa benar perbuatannya serta selalu membenarkan prilakunya serta merasa dirinya yang paling 'suci'.

Tabiat "nyinyir" merupakan simbol kebodohan. Sebab penyakit ini hadir karena seseorang tidak bisa menerima keberhasilan orang lain. Misalnya, si paijo menjadi orang yang sukses, hanya saja paijo ini cuma tamatan SD, namun dengan kerja keras, semangat yang tinggi dan tak kenal putus asa, maka si paijo ini benar-benar berhasil. Nah posisi orang yang "NYINYIR" akan lain, misalnya poiman, si poiman yang mungkin memiliki pendidikan lebih tinggi dari si Paijo akan berujar "ah cuma SD pun pendidikannya" atau bisa juga "gak level,gua lebih mantep, bergelar sarjana". Intinya si Poiman tidak terima dengan keberhasilan si Paijo ini. Begitulah kira-kira analoginya.

Intinya para tukang nyinyir itu meremehkan, merendahkan & juga tidak mengakui keberhasilan orang lain, ia bukan memberikan apresiasi positif atau memuji dengan tulus. ia akan cenderung melihat keburukan orang yang berhasil, bukan hal positif yang ia lihat.

Penyakit "nyinyir"-lah yang membuat umat-umat terdahulu itu di HINAKAN OLEH SANG PENCIPTA. sebab kenapa? karena nyinyir-nya itu.

Yang lebih mengerikan lagi kalau sampai ada yang nyinyir sama ULAMA. wah itu jelas MALAPETAKA. Kok bisa? Sebab ulama adalah pewaris para nabi. lha berarti yang nyinyirin ulama bakalan JADI MANUSIA HINA.

Sebelum terlambat, mari bertaubat. Seperti bait syair berikut ini yang berhasil saya renungkan selepas sholat Subuh tadi pagi :

Nyinyir itu nestapa tiada tara

Ia menjerumuskan dirimu ke dalam neraka

Menjadikan seseorang menjadi hina

Menjauhkan dirimu dari Sang Pencipta

Janganlah nyinyir orang yang berhasil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun