Mohon tunggu...
Keisya Nadifa Solehah
Keisya Nadifa Solehah Mohon Tunggu... UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menangkal Dakwah Radikal melalui Pendekatan Dakwah Damai dan Moderat

27 April 2025   16:45 Diperbarui: 27 April 2025   16:43 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menangkal Dakwah Radikal melalui Pendekatan Dakwah Damai dan Moderat

Oleh: Syamsul Yakin dan Keisya Nadifa Solehah (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dakwah secara bahasa berasal dari kata Arab yang bermakna memanggil, menyeru, menegaskan, atau membela sesuatu. Dalam konteks ini, dakwah adalah perbuatan atau perkataan yang bertujuan mengajak atau menarik orang lain kepada suatu kebaikan, sekaligus juga berisi permohonan atau doa. Dengan demikian, dakwah melibatkan dua pihak, yaitu yang berdakwah (dai) dan yang didakwahi (mad'u).

Secara praktis, dakwah adalah suatu aktivitas penting dan telah berlangsung sejak manusia diberi tugas di dunia. Dakwah juga membutuhkan berbagai media untuk menyebarkan pesan, mulai dari cara tradisional, konvensional, hingga media virtual modern seperti internet dan media sosial. Jadi, dakwah adalah kerja besar yang melibatkan upaya manusia dalam menyampaikan ajaran dan kebaikan kepada orang lain.

Dalam studi ilmu dakwah, pesan dakwah terdiri dari ayat-ayat al-Qur'an, hadits Nabi SAW, pendapat para sahabat, ijtihad ulama, temuan penelitian ilmiah, kisah dan peristiwa teladan, berita, dan karya seni dan sastra.

Sedangkan metode yang disampaikan oleh dai kepada mad'u adalah metode dakwah al-Hikmah, al-Mau'idzatul Hasanah, dan Mujadalah bi al-Lati Hiya Ahsan. Selain ketiga metode tersebut, ada enam metode dakwah yang lebih efektif yang melibatkan massa: ceramah, diskusi, konseling, karya tulis, pemberdayaan masyarakat, dan kelembagaan.

Berdasar definisi dan spektrum ilmu dakwah di atas, frasa "dakwah radikal" tidak bisa disandingkan. Karena radikal itu, secara etimologi, berarti melawan batas kewajaran, berdiri di posisi ekstrem dan jauh dari posisi tengah-tengah. Kata itu secara terminologi berarti fanatik pada satu pendapat sambil menegasikan pendapat orang lain; tidak memperhatikan historsitas Islam; dan memahami teks secara harfiah tanpa mempertimbangkan tujuan penting syariat (maqashid al-syari'at).

Jadi, tidak ada dakwah radikal karena tidak ada dakwah yang membawa pesan radikal, menghakimi, atau mengkafiri. Namun, istilah ini digunakan sebagai lawan dari "dakwah damai".

Frasa "dakwah radikal" secara sintaksis sama dengan istilah seperti "dakwah damai" karena keduanya merupakan frase nominal yang menggabungkan kata "dakwah" dengan kata sifat atau keterangan yang menjelaskan jenis atau karakter dakwah tersebut. Namun secara konseptual, dakwah radikal berbeda karena mengandung muatan ideologis dan praktik yang ekstrem dan tidak moderat.

Gerakan dakwah radikal, meskipun memiliki kontradiksi konsepsional dan filosofis dengan dakwah damai, keberadaannya harus diakui secara praktis-implementatif. Dakwah radikal lebih tepat dipahami sebagai bentuk hasutan atau ekspresi kekecewaan terhadap persoalan sosial seperti ekonomi, hukum, dan keadilan, yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadis secara fragmentatif untuk membenarkan tindakan mereka.

Menurut John L. Esposito, kelompok ini membajak Islam untuk tujuan yang tidak suci, menggunakan otoritas sejarah Nabi Muhammad SAW sebagai landasan interpretasi yang mencari pembenaran atas tindakan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun