Tidak cukup dengan kepiluan yang menimpa Indonesia di tahun 2022, seperti yang terjadi pada tragedi Kanjuruhan Malang dan Gempa Cianjur yang memakan banyak korban jiwa. Penuh harap berkumandang dalam benak masyarakat Indonesia, bahwa perayaan akhir tahun 2022 kemarin bisa menjadi akhir juga dari rasa duka yang menimpa tanah air tercinta ini. Namun, kenyataan tak seindah yang diangankan dan semesta serasa tidak habis dengan kejutannya. Pasalnya, di awal tahun 2023 baru-baru ini tepatnya, pada (16/1/2023) pagi dini hari tadi jam  05.30 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa, telah terjadi gempa berkekuatan 6,5  magnitudo dengan kedalaman 23 Kilometer mengguncang wilayah yang ada di Aceh atau lebih tepatnya pada kabupaten Aceh Singkil.Â
Berdasarkan Informasi terkini yang didapat dari BMKG, gempa yang terjadi kabarnya terasa hingga di sejumlah daerah yakni di Gunung Sitoli, Subulussalam, Padang, Sidempuan, dan Aceh bagian Selatan. Skala gempa tercatat dalam kategori IV MM1 atau getaran dapat dirasakan dari beberapa orang, baik di dalam maupun di luar rumah. Kategori tersebut bisa membuat jendela/pintu bergetar dan dinding rumah berbunyi. Namun, BMKG menyebut bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan terjadinya tsunami. Dikutip dari laman Twitter resminya , BMKG memberikan peringatan bahwa parameter gempa yang terjadi saat ini dapat berubah dan bisa jadi belum akurat, kecuali hal ini telah dianalisis ulang oleh seismolog.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG daryono menyatakan bahwa, gempa yang terjadi di Aceh Singkil ini merupakan gempa tektonik. Gempa Bumi tektonik ini bisa terjadi karena adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Dan untuk gempa yang terjadi di pertengahan Januari 2023 yang menimpa Aceh ini adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.
"Pihak kami menganalisis dan menemukan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik atau oblique thrust," tutur Daryono selaku Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG.
BMKG menghimbau kepada masyarakat, khususnya masyarakat Aceh bahwa ada kemungkinan untuk bisa terjadinya Gempa susulan. Dan BMKG meminta masyarakat untuk saling memastikan dan memeriksa bangunan tempat tinggal yang mereka jadikan tempat singgah tahan terhadap getaran gempa. Mereka juga diminta untuk memeriksa kerusakan yang mengakibatkan resiko membahayakan kestabilan bangunan sebelum mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Dan BMKG mengingatkan untuk jangan lupa selalu memantau informasi terkini dari BMKG, agar bisa melakukan antisipasi pencegahan sewaktu-waktu akan terjadi gempa susulan.
"Pastikan informasi yang disampaikan tersebut resmi berasal dari BMKG itu sendiri, yang dipublikasikan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," Tegasnya. (Son)