Mohon tunggu...
Hasbi Zainuddin
Hasbi Zainuddin Mohon Tunggu... profesional -

Sedang menjalani rutinitas sebagai jurnalis. dan selalu berusaha menyajikan berita yang mencerahkan dan mencerdaskan. Setidaknya, melanjutkan tradisi para nabi dan rasul yang dijuluki "pembawa kabar gembira."

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Baca-baca

25 April 2012   08:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:08 14677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lalu, kita mungkin kemudian mendiskusikan, mengapa mantra itu tak berfungsi? Kalau anda bertanya tentang do’a yang tak mustajab alias tak dikabulkan, para ustadz sudah punya banyak jawabannya (periksa kualitas ibadah anda, moral, masih seringkah anda berbuat dosa? Selengkapnya, baca 10 penyebab dosa tak diterima, riwayat Ibrahim bin Adham…)
Kita bicara soal mantra tak berfungsi. Kalau saya ditanya, jujur, saya justru menemukan jawabannya dalam sebuah film animasi yang lucu dan kocak: Kungfu Panda! 

Maaf, saya tidak bercanda. Film ini sangat menarik perhatian saya, dan menjadi salah satu film favorit saya, setelah “UP”. Dalam Kungfu Panda 1, suatu ketika, Po, Panda yang menjadi karakter utama film itu harus berlatih keras untuk bisa mempelajari ilmu kungfu dalam gulungan naga yang rahasia. Konon, hanya orang terpilih yang bisa mempelajari rahasia di dalam gulungan itu. Untuk menjadi “The Dragon Warrior,” ksatria yang sakti dan tak tertandingi, dan melindungi penduduk dari penjahat besar Tai Lung. Namun, alangkah terkejutnya Po, ketika datanglah saatnya untuk membuka isi gulungan naga itu. Isinya ternyata kosong, polos dan tidak ada apa-apa. Dia pun gamang.

Untungnya, di tengah kegamangan itu, Po menemukan jawabannya dari seorang pedagang sup, yang tak lain adalah ayah angkatnya. Ya, sebelum dipilih menjadi kesatria, Po ikut membantu ayahnya berdagang sup, dan masakannya sangat lezat. Ayah Po, pernah menceritakan tentang sebuah resep rahasia yang sudah turun temurun diajarkan oleh kakek neneknya.

Yang paling mengejutkan, resep rahasia itu ternyata juga tidak ada. Po langsung kaget, ternyata tak ada bumbu khusus yang sangat rahasia, yang dicampur ke dalam sup itu sehingga rasanya lezat. “The secret ingredient of my secret ingredient soup is…. Nothing!” kata ayahnya, saat menyadari, saatnya untuk memberitahukan rahasia sup itu. “To make something special, you just have to believe its special!” sambungnya lagi. Sekali lagi, “there is no secret ingredient, it just you!” Ya, resep rahasia itu adalah dirimu sendiri. Demikian halnya gulungan naga, rahasianya ada pada dirimu yang telah berlatih dengan maksimal! Begitu makna yang kemudian ditangkap Po.
Hanya membuat mantra itu sangat special, didalami maknanya, dan meyakininya. Mungkin itu yang dilakukan oleh orang-orang kebal senjata. Menciptakan sebuah stigmatisasi, bahwa dia punya ilmu kebal, dan orang-orang mempercayainya.

Bahwa, bacaan mantra itu hanya sekadar sebuah bacaan, tulisan tak berarti apa-apa, jika anda menganggapnya sebagai sebuah mantra.

Saya sebenarnya ingin menjelaskan, bahwa bacaan-bacaan yang kemudian kita anggap mantra itu, sesungguhnya adalah sebuah ungkapan sugesty. Sebuah ungkapan, yang mengandung makna yang bernilai, dan seharusnya kita pahami, dan hayati.

Di setiap training motivasi, sang motivator selalu mengajarkan ilmu tentang membangun alam bawah sadar, dan kekuatan sugesti. Ada seorang pengusaha sukses, yang ketika dia ditanyai tentang rahasia suksesnya, dia membeberkan, yang dia lakukan adalah mengucapkan sampai ratusan kali kalimat “saya ingin sukses” setiap malam, saat ingin tidur. Ada yang bahkan lebih ekstrim, lari-lari keliling kamar, dan berteriak “saya mau sukses.”

Ini mungkin alasan setiap perusahaan selalu menciptakan sebuah yel-yel, dan itu diteriakkan, dipraktikkan para karyawan, setiap ada keigatan. Tujuannya adalah, membangun suggesty untuk bisa bekerja semaksimal mungkin. Dengan diucapkan seintensif mungkin, ucapan itu akan masuk ke alam bawah sadar mereka, dan mensuggesti mereka bekerja maksimal. Itu logis, dan berbagai penelitian telah membuktikannya.

Saya pun akhirnya menyadari, betapa besarnya manfaat berdoa. Sebuah ritual yang sudah cukup sering didengungkan oleh tuhan (ud’uunii astajib lakum) dalam AlQuran. Betapa berharganya sebuah zikir, mengucap tahmid, tasbih, dan takbir sampai 33 kali.

Tapi, sekali lagi, do’a dan zikir itu hanyalah sebuah bacaan yang tak berguna, jika anda tidak memperlakukannya, dan meyakininya dengan cara yang spesial.

Bahwa letak keampuhan do’a itu bukan pada bacaan do’anya. “There is no secret ingredient.” Letaknya ada pada dirimu sendiri, pada setiap usaha yang anda lakukan. Usaha yang dilahirkan oleh setiap kalimat do’a yang telah anda pahami, terus anda ulangi setiap hari, sehingga mensuggesty alam bawah sadar anda, dan bergerak, berusaha, hingga tujuan itu, --seperti yang anda mintakan dalam do’a itu, terpenuhi. Dan, yang paling penting, itulah substansi do’a, dan itu yang membedakannya dengan mantra. Wallahu a’lam bishshawab...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun