Mohon tunggu...
Kevin Angga Septiant
Kevin Angga Septiant Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keunikan Sarang Tikus yang Sekarang Jadi Candi

16 Desember 2022   01:15 Diperbarui: 16 Desember 2022   01:13 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Image : https://www.merdeka.com/buddhazine.com

Candi Tikus adalah peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Kompleks Trowulan, tepatnya di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini terletak di sisi kiri jalan sekitar 600 meter dari Candi Bajangratu, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang ikonik. Nama tikus diambil sebagai nama oleh masyarakat sekitar karena pada saat penemuannya candi ini menjadi sarang tikus. 

Menurut para ahli, Candi Tikus yang mirip petirtaan ini dianggap sebagai tempat pemandian dari keluarga raja. Akan tetapi pendapat ini masih dalam perdebatan dan kajian lebih lanjut oleh para ahli. Candi yang semula terkubur tanah itu ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs bersejarah tersebut dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro mengenai ditemukannya candi di pekuburan rakyat.

Candi Tikus dibangun antara abad 13 sampai 14 M. Pasalnya, miniatur menara merupakan ciri arsitektur pada masa itu. Bentuk Candi Tikus yang mirip petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini merupakan tempat mandi keluarga raja.

Namun, sebagian pakar lain berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan. Selain itu, keberadaan menara berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Uniknya, letak Candi Tikus lebih rendah sekitar 3,5 meter dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun sekitar 1 meter , terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi ada di sisi utara yakni berupa tangga selebar 3,5 meter menuju ke dasar kolam.

Di kiri dan kanan kaki tangga terdapat kolam berbentuk persegi empat berukuran 3,5 meter x 2 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Pada dinding luar masing-masing kolam berjajar tiga buah pancuran berbentuk teratai yang terbuat dari batu andesit.

Tepat menghadap ke anak tangga agak masuk ke sisi selatan, terdapat sebuah bangunan persegi empat dengan ukuran 7,65 meter x 7,65 meter  Di atas bangunan tersebut terdapat menara setinggi sekitar 2 meter dengan atap berbentuk meru yang puncaknya datar. Menara yang terletak di tengah bangunan ini dikelilingi oleh 8 menara sejenis yang berukuran lebih kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran berbentuk bunga teratai dan makara.

Hal lain yang menarik ialah adanya dua jenis batu-bata berbeda ukuran yang digunakan dalam pembangunan Candi Tikus. Kaki candi terdiri atas susunan bata merah berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah yang berukuran lebih kecil. Selain kaki bangunan, pancuran air yang terdapat di Candi Tikus terbuat dari bata dan batu andesit.  

Perbedaan bahan bangunan yang digunakan menimbulkan dugaan bahwa Candi Tikus dibangun secara bertahap. Pembangunan kaki candi tahap pertama menggunakan batu bata merah berukuran besar. Kemudian, dalam tahap kedua bahan yang digunakan ialah bata merah berukuran lebih kecil. Dari sini diketahui bahwa bata merah berukuran besar lebih tua usianya dibandingkan dengan bata merah yang berukuran lebih kecil.

Pancuran air yang terbuat dari bata merah diperkirakan dibuat dalam tahap pertama karena bentuknya yang masih kaku. Kemudian, pancuran yang terbuat dari batu andesit menunjukkan pahatan yang lebih halus diperkirakan dibuat pada tahap kedua. Meski demikian, tidak diketahui secara pasti kapan kedua tahap pembangunan tersebut dilaksanakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun