Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Perempuan

Seorang Pujakusuma Putri Jawa kelahiran Sumatera. Sebuah catatan seorang pujangga dari Asia Barat 😆 era peradaban Plastik 1993 M- Detik ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahasa Simbolik di Balik Segelas Kopi Dalam Tradisi Lamaran di Turki

21 September 2025   07:25 Diperbarui: 21 September 2025   07:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kopi merupakan sebuah komoditi biji-bijian yang sudah tidak asing lagi di telinga. Kopi memiliki peran penting dalam kestabilan sebuah bangsa. Kenapa? Karena banyak jiwa yang bergantung pada kopi.

Kopi bisa meningkatkan konsentrasi dan membuatmu terasa lebih hidup saat mengkonsumsinya pagi hari setelah bangun tidur karena kandungan kafein  di dalam kopi bisa meningkatkan dopamin dan adrenalin sehingga membuat penikmatnya terasa "hidup" Dan akan terasa hampa bila seharian belum minum kopi sama sekali. 

Kopi bisa membuat orang kecanduan itu fakta bukan mitos. Kopi sifatnya adiktif. Itu sebabnya pada masa lalu kopi disebut sebagai Khamr orang Arab. Disebut Khamr Arab karena memberi efek adiktif tapi halal dikonsumsi. Khamr yang halal. 

Secara rasa basic kopi memang pahit. Di sisi lain kopi juga memiliki keunikan atau kombinasi rasa seperti pedas, asam, cokelat bahkan vanila. Tergantung dari mana kopi itu berasal dari tanah dan ketinggian sebuah dataran kopi  itu tumbuh. 

Selain sebagai minuman sehari-hari  kopi juga dijadikan sebagai alat diplomasi. Khususnya diplomasi pernikahan di budaya Turki. Pada masa Turki Utsmani tidak mengenal budaya "kencan" Bagi muda-mudi yang sudah memasuki usia matang pernikahan. 

Seorang pemuda akan membawa serta rombongan keluarga menuju rumah gadis yang ia sukai untuk melamar. Di dalam Islam sendiri tidak boleh memaksakan lamaran kepada perempuan dan diamnya seorang perempuan saat dilamar artinya menerima. 

 Hal itu sulit dipahami jika bahasa dan tradisi ibu yang digunakan berbeda sejak lahir. Oleh sebab itu Si perempuan yang dilamar akan menyuguhkan kopi kepada pemuda yang melamar. Pada mulanya jika kopi yang disuguhkan kopi madu yang rasanya manis tanda lamaran diterima.  Kemudian jika kopi yang disuguhkan kopi garam yang berarti rasanya asin maka lamaran ditolak. 

Seiring berjalannya waktu ada pergeseran bahasa kopi garam tidak selalu berarti lamaran itu ditolak melainkan sebuah pesan mendalam di balik itu semua. Pesan mendalam itu berbunyi kopi itu rasanya asin tapi adanya cinta dalam pernikahan mampu menjadikannya manis semanis madu.  Arti garam madu dalam pernikahan.  

Saat sang perempuan menghidangkan kopi. Si perempuan meletakan cangkir kopi sambil menumpahkan sedikit di permukaaan tanda lamaran itu diterima.  Tumpahnya kopi merupakan sebuah isyarat yang dipahami oleh semua orang yang hadir di prosesi itu. Ada tawa, senyum bahagia dan rona malu-malu khas perempuan. 

Kopi tidak hanya sebagai minuman sehari-hari tapi juga sebagai diplomasi seorang perempuan Turki untuk bersuara dalam prosesi lamaran.  Selama Masyarakat Turki tumbuh dan berkembang biak maka Keberlangsungan Kopi pun ikut berlanjut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun