Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Seorang perempuan, seorang anak, seorang Ibu, seorang Istri juga seorang manusia. Bukan pecinta kopi tapi penikmat beras kencur

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Jangan Anggap Remeh Tangisan Bayi

26 Oktober 2022   16:22 Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menangis dan bayi baru lahir adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan seperti dua sisi koin mata uang. Tangisan bayi baru lahir adalah tangisan yang paling ditunggu.

Berjalannya waktu tangisan yang ditunggu tadi akan terus bersama si bayi baru lahir tadi untuk belajar mengenal kehidupan. Tangisan yang awalnya dinanti kadangkala mengalami pergeseran arti.

Saat ia mulai tumbuh di enam bulan pertamanya si bayi akan selalu menggunakan tangisannya untuk berinteraksi dengan orang tua atau orang di sekitarnya. sehingga muncul anggapan bayi baru lahir hanya mampu menangis saja. bila mau sedikit lebih jujur, kemampuannya menangis adalah modal besar untuk berbicara. Bagaimana respon orang disampingnya akan mempengaruhi psikologi bayi.

Saat tangisannya direspon dengan empati ia akan merasa terhubung, nyaman dan tenang. Bila tangisannya  dianggap sebagai angin lalu kondisi psikologis bayi akan merasa kehadirannya diabaikan, tidak penting dan tidak berharga.

Salah satu kebutuhan bayi baru lahir adalah rasa aman, cinta dan penghargaan yang didapat tanpa syarat alias cuma-cuma. bagaimana Respon orang terdekat terhadap tangisannya  menentukan keberhasilan pada fase selanjutnya.

Pada enam bulan pertama bayi umumnya menangis karena empat hal; lapar, popok basah, sakit dan bosan. 

Saat lapar bayi akan menangis sambil menggerakkan mulutnya kekanan -kekiri dengan suara tangisan patah-patah  gerakannya mencari puting ibu. saat sangat lapar tangisannya semakin kencang mukanya memerah. lantas saat popok basah bayi menangis  pelan sembari menggerakkan kakinya. hentakan kaki semakin kuat semakin tidak nyaman. 

Bila bayi tidak lapar dan tidak basah popoknya kemungkinan ia sedang bosan atau sakit. bila sakit tangisannya akan mereda setelah digendong. bila sakit cukup parah ia akan menangis hampir sepanjang hari bahkan setelah digendong. bila bayi bosan saat mengajaknya berbicara atau menghiburnya tangisan bayi mereda berarti ia sedang bosan.

Semakin bertambahnya hari. orang yang merawatnya akan memahami apa yang sedang bayi butuhkan dan rasakan. barangkali hasil sikap responsif dan empati dalam menanggapi tangisan bayi tidak terlihat langsung tapi akan terlihat pada fase berikutnya.

Orang yang merawat bayi pada awal mula kehidupannya perlu untuk memelihara kemurnian dan ketulusannya. dua tersebut merupakan pondasi agar tetap kokoh dan tidak mudah patah bila menghadapi kesulitan saat tangisan bayi begitu memekakkan telinga

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun