Mohon tunggu...
rennnhahahahahahahaha
rennnhahahahahahahaha Mohon Tunggu... Pelajar

electronic diary :V

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diary: Babe, Boru Tertibku sampai Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au.

25 September 2025   22:12 Diperbarui: 25 September 2025   22:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini ada kejadian unik pas latihan setor hafalan tugas kerkom materi Teks Undangan. Dua teman sekelompokku, Gege sama Dzhea, gak bisa hadir karena sakit, jadi aku maju sendiri. Nah, di situ aku ketemu lagi sama Veliex XI D---dulunya dia sekelas sama aku. Buatku, Veliex itu bukan sekadar teman, tapi aku anggap sebagai bapak pengganti. Makanya aku manggil dia "babe".

Lucunya, Dhevina sama Viola bareng Ain (Ain Hillary) sempat menduga kalau kata babe itu dibaca kayak "beib" alias artinya "sayang". Padahal bukan! Dalam bahasa Betawi, "babe" itu artinya ayah atau bapak. Dhevina akhirnya ngerti maksudku.

Pas aku lagi setor hafalan, Veliex nyeletuk, "Weee boru tertibku!"

Catatan kecil: dalam bahasa Batak Toba, boru itu berarti "anak perempuan", sementara "tertib" ya karena aku seksi kedisiplinan alias seksi ketertiban di kelas. Jadi istilah itu kayak panggilan khas dari dia.

Obrolan berlanjut. Veliex nanya soal prokerku, lalu dia ngutip nasihat yang pernah aku dapat juga dari ayah asliku sendiri (beliau seorang pensiunan dokter di Karawang, tapi masih tetap kerja). Kata-katanya begini: "Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au." 

Pepatah Batak ini dalam bahasa Indonesia berarti: "Anakku adalah kekayaanku."
Buat masyarakat, kalimat ini bukan sekadar kata-kata. Tapi mengandung makna dalam:

  • Anak sebagai Harta Berharga: lebih berharga daripada materi.

  • Pendidikan adalah Prioritas: orang tua rela mengorbankan apapun demi sekolah anak.

  • Kehormatan Keluarga: keberhasilan anak adalah kebanggaan orang tua.

  • Perjuangan Orang Tua: kerja keras tak kenal lelah demi masa depan anak.

Veliex bahkan kasih contoh penerapannya: kalau mau selevel tokoh besar---misalnya Pak Prabowo Subianto yang dulunya Menteri Pertahanan, sekarang jadi Presiden---semua harus dimulai dari bawah. Katanya ke aku:  "Contoh nyatanya kamu, boru. Kelas 11 jadi seksi kedisiplinan dulu, kalau Tuhan berkehendak, kelas 12 bisa aja jadi ketua kelasnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun