Hari ini... gue dikagetin sama seseorang dari masa lalu---mantan wali ketertiban kelas XD gue, Veliex. Dia sekarang udah kelas XI D. Tapi dia masih inget jelas, dulu kami pernah sekelas. Dan lebih lucunya lagi... dia masih nganggep gue itu "anak asuh"-nya. Serius.
Setiap kali dia lewatin gue, dia teriak keras sambil nyengir, "Woy!" Gue cuma bisa senyum getir, sambil dalam hati berkata, "Itu babe gue." FYI aja ya, "babe" di sini bukan pacar, bukan gebetan. Tapi sapaan penuh makna dari budaya Betawi yang artinya ayah kandung.
Dan ganepannya... dia selalu bilang: "Wee, gimana kamu urusin kedisiplinan kelas kau tuh? Kamu harus inget betul kata-kata babe ya di XD. Macam bokapmu itu." (dengan nada nyengir kayak bapak-bapak nongkrong di pos ronda).
Iya, dia tuh kayak "pengganti" bokap gue, yang cuma bisa pulang dua minggu sekali dari tempat kerjanya di Bekasi, atau Cikampek, atau Cikarang, atau Karawang buat ketemu gue yang di Yogyakarta. Dan pas Veliex nyapa, rasanya kayak bokap gue nyolek pundak gue dari kejauhan. Bikin haru, tapi juga geli sendiri.
Tadi siang, Veliex lagi bareng temen deketnya---Arya---mantan teman sekamarnya. Mereka ngobrol bareng, kayaknya sama Jovi atau Tristan juga, pas lagi ngumpul di kantin. Suasana mereka?Â
Fix: kayak bapak-bapak kompleks. Penuh obrolan absurd tapi mengena. Gue curi denger (sorry ya), pas Arya nanya ke Veliex: "Gimana, Lex, anak asuhmu tu yang sekarang kelas XI A??" Jawaban Veliex... aduh jangan tanya. Dengan logat Papua yang anehnya muncul padahal dia asli Lampung, dia nyeletuk: "Anak asuh gue tu gatal skali, alias tra bisa nahan betul, kalo liat 'pacar' nya yang ketua timnas Indonesia itu, naturalisasi dari Belanda, keturunan Semarang Jawa Tengah. Dia mau selevel sama 'pacar' nya. Eh, pas mau balik dari Denpasar, ada notif dari guru seni musik kita, Bu Memo, bahwa anak asuh gue jadi seksi kedisiplinan, alias sekdis. Dia pasti jawab, 'Iya siap, Bu' sambil nyengir senyum. Kan senyum itu ibadah, beda di negaranya Bapak Presiden Putin (Rusia), yang tidak boleh senyum ke orang yang tidak dikenal."
Arya ngakak. Tapi dia masih kepo dan nanya lagi: "Nasihat apa lagi yang selalu diingat anak asuh kau tu?" Gak kalah ngadi-ngadi, Veliex jawab dengan emoji senyum campur ketawa, yakni  .  Terakhir Arya nanya, "Siapa yang kasih istilah 'sekdis'?" Dan Veliex jawab dengan bangga: "Gue. Sekdis = seksi kedisiplinan kelas. Itu branding dari gue."Â
Analogi pisah kelas gue dan Veliex itu kayak bokap gue kerja ke luar kota.
Kadang ke Bekasi, kadang Karawang, kadang Cikampek, kadang Cikarang. Sekarang sih udah naik kereta.
Dulu? Masih jaman bandara YIA belum ada---cuma lahan sawah---bokap sering naik pesawat dan...
sering banget ketinggalan pesawat.
Kayak gue yang suka telat sadar, toh kalo Veliex itu ternyata ngangenin juga.
Dan tiap kali gue ketemu Veliex, rasanya seperti bokap gue balik dari perjalanan jauh dan ketemu gue di rumah---buat ngobatin rasa kangen. Kadang lucu, kadang haru, kadang nyesek, tapi hangat.
Catatan buat Diri Sendiri:
Kenapa anak cewek deket banget sama bapaknya? Karena ayah itu... cinta pertama. Laki-laki pertama yang gue kenal, yang ngajak ngobrol tiap hari, yang bercanda, yang kadang nyebelin, tapi tetap ngasih kasih sayang tanpa batas.Â