Mohon tunggu...
Uswatul Hasanah T
Uswatul Hasanah T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki minat di bidang jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Sampah Plastik Saat Pandemi Covid-19

23 Juni 2022   19:43 Diperbarui: 23 Juni 2022   19:45 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang telah kita ketahui, pandemi telah terjadi di seluruh belahan dunia selama kurang lebih hampir sejak 2019. Covid-19 bermula di Wuhan, China kemudian dengan cepat menyebar ke belahan dunia lain telah mengubah segala bentuk aktivitas dan akses kehidupan dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan dari rumah. Semenjak pandemi melanda Indonesia pemerintah mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdasar pada Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mewajibkan untuk dilakukan upaya penanggulangan berpa penyelenggaraan karantina kesehatan sebagaiana telah diatu rdalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Salah satu tindakan kekarantinaan kesehatan berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagaiman diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 yang ditetapkan pada 3 April 2020 silam, pada BAB III pasal 13 Nomor 1 meyatakan bahwa pelaksanan PSBB meliputi (a) peliburan sekolah dan tempat kerja; (b) pembatasan kegiatan keagamaan; (c) pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum; (d) pembatasan kegiatan sosial dan budaya; (e) pembatasan moda transportasi; dan (f) pembatasan kegiatan lain terkait aspek pertahanan dan keamanan. Segala upaya ini dilakukan untuk mencegah penularan serta mengurangi angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Akibat diberlakukannya PPKM banyak perushaan dan wirausaha yang bangkrut, hingga banyak pegawai yang di PHK. Alhasil pandemi juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, semenjak diberlakukan PPKM masyarakat Indonesia tidak diperbolehkan keluar rumah jika tidak sangat mendesak. Hal tersebut juga membuat masyarakat Indonesia mulai terbiasa melakukan jual beli online. Terlebih online shop kini dijadikan mata pencaharian utama oleh banyak orang. Selain jual beli barang online masyarakat Indonesia juga gemar sekali membeli makanan secara online karena praktis dan 

kita hanya perlu menunggu makanan datang. Akibat dari seringnya interaksi jual beli online maka limbah plastik di Indonesia pun semakin meningkat. .Sampah plastik merupakan tantangan yang memperihatinkan saat ini yang disebabkan oleh pertumbuhan, kemajuan dan modernisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap plastik secara global meningkat saat Covid-19. Berasarkan riset LIPI pada medio April-Mei 2020 konsumsi pembelanjaan daring berbentuk paket meningkat menjadi 62% dan layanan pesan antar makanan naik sebesar 47%. Hal tersebut perlu diimbangi dengan peneglolahan dampah yang efisien agar tidak menimbulkan kekhawatiran timbulnya masalah lingkungan di waktu mendatang.

Plastik adalah bahan organik yang dapat mengambil banyak bentuk ketika terkena panas dan tekanan. Plastik dapat berbentuk batangan, piring, atau balok, sedangkan dapat berupa produk berupa botol, kemasan makanan, tabung, peralatan makan, dan lain-lain. Plastik terbentuk dari zat polimer dan aditif lainnya. Polimer terdiri dari monomer yang dihubungkan oleh rantai ikatan kimia. Secara umum, plastik berasal dari minyak dan dibuat melalui proses buatan (buatan manusia). Permasalahan utama dari plastik adalah sifatnya yang polimer menyebabkan tahanterhadap degradasi, sehingga sampah plastik akan sulit untuk hilang dari lingkungan.

Sampah plastik juga kurang efisien untuk didaur ulang karena memiliki tiitk leleh yang rendah sehingga sulit untuk dibersihkan dari pengotornya. Akibatnya kualitas plastik hasil daur ulang cenderung lebih rendah daripada kualitasnya sebelum didaur ulang. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh United Nations Enviromental Programme, sekitar 22-43% sampah plastik di dunia ditangani dengan cara ditimbun. Padahal, penimbunan plastik dapat merusak estetika lingkungan, melepas baan-bahan kimia berbahaya ke lingkungan dan membuat sampah plastik terbuang sia-sia tanpa adanya usaha pemanfaatan kembali.

Pada beberapa daerah telah melakukan daur ulang sampah plastik dengan cara menjadikannya sebagai kerajinan tangan. Kerajinan tangan ini nantinya dapat menjadi hiasan rumah maupun dijual. Kerajinaan tangan tersebut selain mengurangi panimbunan sampah plastik terutama sampah plastik rumah tangga juga dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia. Jika metode ini dapat diterapkan di seluruh penjuru daerah di seluruh Indonesia akan menjadi kabar baik untuk lingkungan kita beberapa tahun kedepan dan juga untuk perekonomian negara, selain itu juga dapat menjadi ciri khas yang dapat dikenal oleh negara lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun