Nilai "Kemanusiaan" yang Mati Rasa

Selama perang ini, ada banyak sekali hal baru yang bisa aku sadari dan pahami lebih dalam tentang posisi sebagai manusia dan sebagai sesama ummat beragama. Followers sedikit? gak masalah. Di dunia ini kita diciptakan dengan visi utama yang akan selalu bersinggungan dengan hubungan antar sesama manusia dalam cakupan MAKRO. Jadi meski sedikitpun jumlah followers gak akan menjadikan niat kita sia-sia. Karena akumulasi dari kita-kita yang sedikit followers ini akan berdampak banyak. 

Memang iya? 

IYA. 

Terus apa yang bisa dilakukan oleh aku dan kita semua? 

Sebagai anak muda hal paling dekat dan mungkin dilakukan adalah mengkaji tentang semua yang terkait dengan Masjid Al-Aqsa. Jika kita tidak mampu berperang dengan fisik maka berperanglah dengan pemikiran. Lakukan kajian terbaik dan tampilkan untuk menunjukkan bahwa pola berpikir yang salah harus dibantah dengan kebenaran.

Di era modern ini yang paling berbahaya adalah "perang pemikiran" dengan segala informasi yang berkembang di media sosial kalau kita tidak bisa membedakan yang benar dan salah yang harus di teruskan dan harusnya diredam maka kita akan berpengaruh pada ekskalasi perang atau menghentikan perang.

Di sisi lain dengan ilmu yang kita tahu tentang Masjid Al-Aqsa dan segala hal terkait kita juga bisa menambah dukungan secara tidak langsung terhadap tidak ideal nya dunia saat ini. 

Berpikir yang benar juga butuh proses maka dari itu belajarlah. Baca lebih banyak, pahami lebih dalam tentang hal-hal penting. Hal itu yang terus aku ulang-ulang supaya rasa tidak bergunanya aku sebagai manusia tidak berlarut-larut karena  waktu juga terus berjalan dan sedih kita jadi sia-sia terus dong kalau kita cuma diam aja. 

Hak Asasi Manusia itu sesuatu yang sudah melekat dalam diri setiap manusia yang harus dihargai oleh setiap manusia lainnya, artinya semua akan saling menguntungkan selama kita menghargai hak sesama manusia. Masalahnya kalau sekarang posisinya masih manusia bahkan cerdas dan pintar tapi mungkin rasa kita udah mati untuk mencapai titik "Pengormatan terhadap HAM".