Mohon tunggu...
SITI NAILAH HUMAIROH
SITI NAILAH HUMAIROH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa.

Selamat membaca artikel saya semuanya,enjoy:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Mengajar di Madrasah Diniyah

22 Oktober 2021   23:01 Diperbarui: 22 Oktober 2021   23:22 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Haloo,Kembali lagi dengan cerita saya.

Bagaimana?Sudah pada tau apa yang ingin saya ceritakan?

Iyaa benar sekali,di sini saya akan membagikan cerita pengalaman saya pada waktu mengajar di madrasah diniyah di desa saya sendiri.

Madrasah diniyah ialah tempat pendidikan islam yang biasa berada di daerah-daerah terpencil (desa) dan untuk jam mulai pelajaran yaitu pukul 14.00-16.00 kadang ada saja yang sampai 17.00 tergantung dari mater-materi yang ustad/ustadzah berikan.Madrasah Diniyah sama TPA bukannya sama?

Beda yaa teman-teman,madrasah diniyah di khususkan memuat pelajaran tentang akhlak,tauhid,fiqih,tajwid,dan lain sebagainya dan untuk TPA di khususkan (utamakan) untuk mempelajari Al-qur'an dengan tajwidnya,di TPA lebih banyak berada di perkotaan.Jadi itulah perbedaan sekaligus pengertian singkat tentang Madrasah Diniyah dan TPA,setelah ini kita lanjut ke pengalaman cerita saya ya teman-teman.

Pada waktu itu setelah bulan ramadhan murid madrasah diniyah sudah memasuki seperti biasanya dan juga penerimaan murid baru,di situ saya sangat antusias sekali untuk mengantarkan adik saya yang kecil untuk memasuki dunia madrasah di bangku kelas satu,untuk madrasah yang adik saya tempuh merupakan yayasan ulul albab milik paman saya sendiri.

Setelah sampai di madrasah,adik saya langsung pergi main bersama teman-temannya meskipun sebagian yang di kenal.Melihat mereka bermain bersama,seketika saya ingat pada saat saya menginjak di madrasah diniyah dan sungguh saya sangat rindu pada saat itu.Bel sudah masuk,pertanda pelajaran akan di mulai dan di situ posisi saya belum pulang karena di haruskan menjaga adik saya hingga pelajaran berakhir.

Pada waktu pelajaran di mulai,ustad yang mengajari adik saya mendapat telepon bahwa saudaranya mengalami kecelakaan dan di situlah pengalaman saya di mulai,saya menggantikan beliau untuk mendidik murid-muridnya.Seiring berjalannya waktu,mereka merasa sangat asik dan nyaman sehingga setiap harinya saya yang mendidik mereka dan ustad yang biasa ngajar mereka pindah ke kelas empat karena di kelas empat untuk pengajarnya masih belum terisi.

Jadi,setiap harinya hidup saya penuh dengan mereka yang berwarna,mereka sangat asik dan juga mudah memahami apa yang saya sampaikan meskipun tidak semua murid yang memahami pelajaran yang saya berikan.

Di setiap harinya pasti murid-murid menceritakan kesehariannya mereka dari mulai sekolah pagi hingga memasuki sekolah madrasah,dari sekian banyak mereka ceritakan ada cerita yang sedih,cerita bahagia,kadang ada saja cerita yang horror-horror yang mengerikan.

Jadi itulah yang membuat saya tertarik dan mau di ajak untuk mendidik mereka karena dari situ saya tidak hanya mendapat pengalam tetapi juga mendapatkan kebahagiaan yang mungkin orang lain tidak bisa memilikinya,dari situ juga saya bisa belajar bahwa mendidik itu tidaklah mudah seperti apa yang orang-orang katakan dan di situ banyak sekali tantangan yang mereka lewati di mulai dari murid yang nakal,murid yang selalu sedih karena selalu di olok-olok oleh temannya,intinya banyak sekali hikmah yang saya ambil semenjak saya menjadi pengganti guru pengajar.

Setelah berapa bulan kemudian,saya pamit dari yayasan tersebut karena harus melanjutkan pendidikan di bangku kuliah dan juga adik saya sudah merasa nyaman jadi tidak perlu untuk di jaga lagi setiap harinya dan ketika saya pamitan semua merasa sedih karena kata mereka tidak ada lagi yang bisa mendengarkan cerita mereka. 

Pihak yayasan dan para ustad/ustadzah juga merasa sedih karena mereka harus kehilangan guru pengganti dan mereka juga tidak mudah untuk mencari penggantinnya,mereka juga berterima kasih kepada saya karena telah bersedia untuk menjadi guru pengganti.Setelah semua mengutarakan penyampaiannya,saya pun menyampaikan pesan-pesan kepada murid saya dan juga berterima kasih kepada mereka karena telah menerima saya dengan baik untuk menjadi guru pengganti.

jadi itu teman-teman pengalaman saya sebagai guru pengganti di madrasah,banyak sekali ilmu yang saya dapatkan di sana.Saya harap kalian semua bisa ter inspirasi dengan pengalaman saya dan tidak ber anggapan bahwa semua yang mencangkup tentang agama islam tidak bisa di jadikan pengalaman.

Sekian dari saya yaa teman-teman,mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang tidak meng-enakkan.

Sampai jumpa di cerita selanjutnya yaa,selamat membaca:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun