Mohon tunggu...
Rodiyah Ummil Muminin
Rodiyah Ummil Muminin Mohon Tunggu... Mahasiswa Aktif Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perbedaan simile dan metafora?

10 Oktober 2025   22:03 Diperbarui: 10 Oktober 2025   22:03 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stilistika adalah ilmu yang mempelajari gaya bahasa (atau style), menganalisis bagaimana bahasa digunakan untuk mencapai efek tertentu, terutama dalam karya sastra. Dalam kajian ini, majas perbandingan memegang peranan sentral, dengan metafora dan simile sebagai dua perangkat retoris yang paling kuat dan umum. Keduanya bertujuan membandingkan dua hal yang berbeda untuk memperkaya makna dan menciptakan gambaran yang hidup, namun cara kerjanya sangat berbeda.

Simile (perumpamaan) adalah majas yang melakukan perbandingan secara eksplisit atau terang-terangan. Simile selalu menggunakan kata-kata perbandingan, yang bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan objek pertama dengan objek kedua. Kata-kata kunci ini antara lain: seperti, bagai, laksana, bak, atau umpama. Fungsi utamanya adalah memperjelas suatu ide atau sifat dengan mengaitkannya pada objek lain yang sifatnya sudah dikenal. Karena perbandingannya dinyatakan secara langsung, simile seringkali lebih mudah dipahami dan memberikan kejelasan dalam deskripsi.

Contoh Simile "Semangatnya menyala seperti api." (Membandingkan semangat dengan api menggunakan kata seperti.) "Gadis itu sungguh ayu, wajahnya bagai bulan purnama." (Membandingkan wajah dengan bulan purnama menggunakan kata bagai.)

Berbeda dengan simile, metafora adalah majas perbandingan yang bersifat implisit atau tersirat. Metafora menyatakan bahwa satu hal adalah hal lain, tanpa menggunakan kata perbandingan. Metafora menciptakan identitas antara dua objek, seolah-olah sifat dari objek kedua "dipindahkan" sepenuhnya ke objek pertama. Efeknya adalah penciptaan makna yang lebih padat, kuat, dan terkadang lebih mengejutkan atau mendalam. Metafora membentuk konsep baru di benak pembaca.

Contoh Metafora "Dia adalah singa podium." (Berarti pembicara yang berani dan kuat seperti singa saat berpidato. Objek "dia" adalah "singa".) "Kebohongan itu adalah racun dalam hubungan mereka." (Berarti kebohongan memiliki sifat merusak dan mematikan seperti racun. Objek "kebohongan" adalah "racun".)

Dalam stilistika, perbedaan antara metafora dan simile sangat penting. Simile cenderung bersifat dekoratif dan memberikan ilustrasi yang jelas, membuat deskripsi menjadi indah dan mudah dibayangkan. Sementara itu, metafora lebih inovatif dan konseptual. Metafora tidak hanya menghiasi bahasa, tetapi juga dapat menciptakan cara berpikir baru atau sudut pandang yang segar tentang suatu konsep. Para penulis sering menggunakan metafora untuk menyampaikan tema yang kompleks secara ringkas dan mendalam. Kedua majas ini membuktikan bahwa stilistika adalah seni memilih kata---pilihan untuk menggunakan seperti atau menghilangkan seperti dapat mengubah keseluruhan gaya, nada, dan kedalaman makna dalam sebuah teks.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun