Mohon tunggu...
Ni Made Aprelia Merti Dewi
Ni Made Aprelia Merti Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak Semua Harus Sempurna Cukup Menjadi Versi Terbaik Dari Diri Kita Sendiri

Hallo, stay happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rangkaian Makna Aktivitas yang Tidak Pernah Saya Lupakan pada Hari Raya Galungan

10 November 2021   00:33 Diperbarui: 10 November 2021   00:58 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : Whatsapps image/Adiwijaya

Penjor sebagai ciri khas Galungan

Hari-hari telah berlalu tak terasa Hari Raya Galungan akan seger tiba kembali. Masyarakat berserta Hindu di Bali akan segera menyambut hari raya Galungan yaitu bulan November tepatnya pada tanggal 10 November 2021. Seperti yang terdapat dari berbagai sumber berserta berberapa informasi arti kata Galungan dari bahasa Jawa Kuno. Galungan memiliki arti yakni menang. 

Hari Raya Galungan ini merupakan sebagai salah satu hari raya besar bagi Umat Hindu yaitu diperingati berdasarkan perhitungan dari pawukon serta setiap 210 hari yaitu jatuh pada hari Rabu Pancawara Kliwon, yaitu pada wuku Dungulan, seperti terdapat dalam laman resmi PHDI. Selain itu makna dari hari Raya Galungan yang susungguhnya yaitu menangnya dharma melawan ardharma. Dharma artinya kebaikan serta adharma artinya buruk atau keburukan.

Menjadi sebuah hari raya besar bagi umat Hindu khususnya di pulau Bali tercinta ini, ada berbagai rangkaian kegiatan atau upacara suci yang dijalankan umat Hindu baik sebelum dan saat memasuki perayaan berserta menyambut hari raya Galungan. 

Sangat menariknya rangkaian aktivitas ataupun kegiatan saat memasuki hari raya Galungan ini mulai dari persiapan upakaranya hingga sampai pada hari raya Galungan. Kegiatan-kegiatan ini tak dapat dilupakan begitu saja karena memiliki banyak arti berserta makna yang tersirat didalamnya, Apa sajakah rangkaian kegiatan yang tak dapat dilupakan tersebut?

1. Membut Penjor

Penjor adalah sebagai salah satu simbol penting dalam Hari Suci Galungan. Penjor dilambang dari naga Basukih yang artinya yaitu kemakmuran serta kesejahteraan.  Pembuatan penjor biasanya dipasang oleh umat Hindu di bali untuk menyambut Hari Suci ataupun hari raya Galungan. Penjor dipasang pada hari selasa Anggara Wage Dungulan atau kita kenal sebagai hari Penampahan Galungan pada siang hari. 

Sebuah bambu yang melengkung merupakan gambaran dari gunung tertinggi sebagai tempat yang suci, hiasan Penjor yang terdiri atas kelapa, pisang, tebu, jajan,serta  kain yaitu sebagai wakil dari semua tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan, yang dikaruniai oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau kita sebut dengan Tuhan. 

Penjor pada saat hari raya Galungan bersifat sangat religius, yang mempunyai fungsi sebagai suatu tersentu dalam upacara keagamaan, berserta wajib di buat lengkap dengan kelengkapannya, membuat penjor untuk upacara kagamaan memerlukan syarat tertentu, dan sesuai dengan sastra agama Hindu, agar tidak terkesan sebagai hiasan saja dan tidak memiliki makna sama sekali.

2. Memasang Wastra

Wastra menjadi salah satu ciri khas dalam kegiatan keagamaan agama Hindu. Wastra menjadi ciri khas yang selalu menghiasi setiap pelinggih saat upacara keagamaan  dipulau Bali. Seperti halnya kamen untuk pelinggih, ider-ider untuk pelinggih, saput adegen, kedape, langse yakni sebagai sarana upacara yang biasa disebut serta dikenal dengan nama wastra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun