Bagaimana jika kamu mengumbar rahasia kepada pacarmu?
Sebaiknya, jangan! Menyerahkan rahasiamu kepada pacarmu, sekalipun pacarmu sangat kaucintai, sama seperti menjulurkan lehermu ke mulut sarang harimau. Atau, sama seperti memasukkan lehermu ke simpul tali gantung diri.
Bukan apa-apa, dampaknya buruk bagi kesehatan mental dan nama baikmu.
Jika kalian gagal menikah, untung kalau mantanmu tidak menyimpan dendam. Jika dia dendam, rahasiamu bisa dibocorkan ke mana-mana, malahan disebarkan di media sosial, diumbar kepada teman-teman dan sanak kerabatmu, atau bahkan dijadikan tontonan massal yang membuat kamu "hidup segan mati enggan".
Tidak usah foto-foto atau video-video vulgar, kepribadianmu saja bisa digunakan oleh mantanmu sebagai senjata mematikan. Misalnya, kamu punya keparibadian yang cenderung pada emosi negatif berlebih, seperti keraguan atas diri sendiri, kecemasan berlebihan, atau gangguan penyendiri.
Jika informasi pribadi seperti itu disampaikan kepada atasanmu di tempat kamu bekerja, boleh jadi akan memengaruhi konditemu. Mantan yang meledak-ledak dan tidak bisa menahan emosi kemarahan dapat melakukan apa saja asalkan kamu jatuh, biar kamu kembali menghiba-hiba kepadanya.
Jadi, simpanlah hal buruk tentang dirimu kepada siapa pun. Kecuali, kamu sudah dalam status berumah tangga. Pasanganmu berhak mengetahui hal terbaik dan terburuk pada dirimu.
O ya, kejahatan atau keburukan yang dirahasiakan kerap terendus oleh banyak orang. Pada awalnya hanya kabar burung. Kemudian, membesar lewat bisik-bisik tetangga. Lantas, diselidiki tukang sidik.
Apalagi zaman kian maju. Hanya dalam hitungan detik, netizen bisa menemukan borok seseorang yang sudah lama koreng atau parutnya dibuang.
Masuk televisi berubah rupa. Yang jarang berkerudung tiba-tiba berjilbab, yang jarang berpeci mendadak berkopiah. Apa dikira orang yang ditangkap petugas antirasuah sama seperti santri yang mau masuk pesantren?
Tidak begitu. Jauh panggang dari api. [kp]