Hari ini dua novel Lakuna terjual. Edisi spesial. Bertanda tangan. Dua sahabat Kompasianer langsung mengembat tawaran saya lewat aplikasi perpesanan WA.
Hasil penjualan saya belikan makanan berbuka puasa untuk dua bersaudara, River Nayanika dan Rain Rakasastra. Kepada River, saya bilang makanan itu kiriman Profesor Felix. Kepada Rain, saya bilang makanan itu kiriman Om Tonny.
Setelah berbuka, mereka berdebat. Sengit sekali. Adik dan kakak memang senang bersilat lidah. Saya melatih mereka agar berani mengeluarkan dan mempertahankan pendapat.
River berkata, "Takjil ini kiriman Engkong Kenthir." Ia tatap adiknya dengan pandangan seperti orang dewasa yang rajin menasihati bocah. "Elo, Raka, sekentir apa pun, tetaplah berbagi."
Raka mengernyit. Jiwa pembantahnya tersulut. "Sotoy seperlunya, Daeng. Takjil ini kiriman Kakek Tukang Terbang. Elo kalo gede, sekalipun sering terbang, jangan lupa orang di bumi."
"Jangan ngeyel kalo dikasih tahu, Dek."
"Jangan sok kuasa hanya karena lebih tua, Kak."
Seperti biasa, saya biarkan mereka berdebat.
River berkata, 'Tanya Ayah kalo elo gak percaya!"
Raka menatap saya. "Ayah?"
"Yang benar menurut River belum tentu benar menurut Raka," jawab saya.