Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.
Mereka singgah makan, eh, sang istri ketinggalan di warung (Sumber: kibrispdr.org)
Lihat juga judul berita di bawah ini.Â
Sumpah Pemuda dan Tawuran (Sumber: brilio.net)
Bayangkan saja. Guna menggambarkan peristiwa tawuran di Duri Kosambi, judul berita sepanjang itu. Gara-gara main sumpah-sumpahan, kata berita, akhirnya main tumpah-tumpahan darah. Ya, ujung-ujungnya ada yang bersimbah darah. Begitu saripati judul berita.
Ketiga, bisa tertawa tanpa jeda. Sopir atau penjaga kios rokok butuh hiburan. Beban hidup sudah cukup membuat kepala mereka mumet. Koran kuning hadir menyuguhkan hiburan. Cukup baca judul berita, mereka sudah bisa terbahak-bahak.
Perhatikan contoh berikut.
Ditanyai polisi diam saja (Sumber: hotmagz.com)
Ajaib, kan? Polisi menanyai identitas seorang cowok yang sudah mati. Si cowok kurang ajar atau si polisi yang kurang kerjaan? Orang sudah mati ditanyai. Mustahil ada jawaban, pasti diam saja. Dari situ, pembaca bisa tertawa.
Simak juga judul berita berikut.
Anak manusia mengejar anak ayam (Sumber: twitter.com/pimamanggala)
Bayangkan, Kawan. Mainkan imajinasimu. Bikin gambar hidup di benakmu. Ada anak manusia mengejar-ngejar anak manusia, eh, anak ayam. Yang dikejar-kejar ketakutan. Keder hati. Anak ayam lari terbirit-birit, tercebur ke kolam tinja. Si anak manusia merasa bersalah sehingga ingin menolong. Ia ikut terjun ke kolam tahi. Akhirnya inna lillahi lagi.
Sekarang lihat judul berita berikut ini.
Jenazah pasti sudah tewas (Sumber:kibrispdr.org)
Gambar berikut ini tolong kalian acuhkan. Jika Anda laki-laki yang sudah beristri, jangan perlihatkan kepada istri. Jika Anda perempuan yang sudah bersuami, tolong ingatkan suami agar tidak melakukan ketololan serupa.
Mereka singgah makan, eh, sang istri ketinggalan di warung (Sumber: kibrispdr.org)
Keempat, sedikit mengasah otak. Para pembaca koran kuning mengerti bahwa otak seperti pisau, mesti terus diasah agar tidak tumpul dan karatan. Mereka butuh judul yang membuat tirai di dalam otak mereka sedikit tersingkap.